Cerita Lengkap Insiden Pemukulan Versi Kepala Bandara Wamena

Cerita Lengkap Insiden Pemukulan Versi Kepala Bandara Wamena

- detikNews
Senin, 08 Jul 2013 06:51 WIB
Jakarta - Kepala Bandara Wamena Jufikar Pakonda dan staf ATC Edi Horas dipukuli rombongan calon penumpang yang berisi pejabat daerah Papua. Mereka tak terima ketika pesawatnya dilarang terbang karena sudah melewati jam operasional.

Jufikar menjelaskan, insiden ini bermula ketika rombongan itu hendak berangkat ke Sentani dari Wamena, Minggu (7/7/2013) kemarin. Mereka mengejar waktu untuk datang ke sebuah acara. Namun rupanya, waktu keberangkatan ternyata sudah melewati operasional bandara yakni pukul 17.30 WIT. Setiap hari, bandara Wamena hanya buka hingga pukul 16.00 WIB karena kondisi cuaca yang tak menentu.

Rombongan yang terdiri dari kontingen paduan suara dan beberapa pejabat daerah itu tetap mendesak agar bisa berangkat sore. Jufikar pun sempat mengupayakan penambahan waktu, baik di Wamena atau di Sentani yang memiliki pembatasan jam operasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Akhirnya karena kondisi cuaca bagus, Sentani pun bisa extend. Tapi mereka minta cepat-cepat," kata Jufikar, saat dikonfirmasi detikcom, Senin (8/7/2013).

Setelah semua sepakat, masalah belum sepenuhnya selesai. Rupanya pihak maskapai penerbangan tak mau memberangkatkan pesawat karena terganjal masalah regulasi. Mereka tak bisa terbang bila matahari sudah terbenam.

"Kalau kami paksa terbang, license akan dicabut dan kami akan didenda Rp 500 juta," kata Jufikar menirukan ucapan kru pesawat.

Singkat cerita, rombongan itu pun batal berangkat. Mereka yang kesal akhirnya melampiaskan emosi ke staf ATC Edi Horas. Pria muda itu dipukuli hingga babak belur.

Mendengar insiden ini, Jufikar kemudian turun tangan untuk menjelaskan duduk persoalan. Namun bukannya didengar, dia malah ikut dipukuli.

"Saya ditempeleng, lalu terjatuh. Terus masih ditendang," ceritanya.

Jufikar menyayangkan insiden ini. Padahal dia sudah berusaha semampunya untuk bisa memberangkatkan rombongan tersebut. Usai kejadian, Jufikar langsung melapor ke Polsek Bandara. Kasus ini masih dalam proses penyelidikan.

"Tidak bisa mereka semena-mena begitu. Kita kan juga sudah bekerja," keluh Jufikar.

(mad/kha)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads