400-an aparat Polresta Pekanbaru dan Brimob Polda Riau merazia kawasan tersebut, Sabtu (6/7/2013). Operasi dipimpin langsung oleh Kepala Polres Pekanbaru , Kombes Adang Ginanjar. Razia sendiri dimaksudkan untuk menyambut bulan suci Ramadan.
Menghindari bocornya operasi dari dalam, Kapolres meminta seluruh anggotanya mengumpulkan handphone.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak mudah bagi personel untuk menyusuri perkampungan yang banyak berdiri rumah dengan bangunan lama itu. Jangankan kendaraan roda empat, motor saja sulit untuk melintasi jalan di kawasan itu.
Meski rata-rata penduduk di situ memiliki rumah yang terbilang sangat sederhana, namun aparat menemukan beberapa rumah yang menggunakan Closed Circuit Television (CCTV). Pemasangan kamera pengintai diduga untuk menghindar bila sewaktu-waktu petugas melakukan razia di kawasan itu.
"Memang CCTV ini sengaja mereka pasang untuk mengetahui jika ada razia. Titik-titik arah kameranya mereka pasang di setiap ujung gang," kata Adang kepada detikcom, Sabtu (6/7).
Operasi dilakukan siang karena pihaknya berharap dapat dengan mudah menangkap apabila ada penduduk yang melakukan transaksi narkotika. Bila operasi dilakukan malam hari, maka aparat terkendala dengan situasi gelap dan jalanan yang sempit. Situasi itulah yang kerap dimanfaatkan bandar agar lolos dari kejaran polisi.
Temuan lain dari operasi yang digelar, selain mendapatkan CCTV yang terpasang di beberapa rumah penduduk, petugas juga menemukan rumah yang memiliki empat pintu besi.
"Bisa dibayangkan pintu masuk empat lapis dengan jeruji besi," kata Adang.
Dalam razia ini, Polresta Pekanbaru berhasil mengamankan dua orang warga yang diduga pengedar narkoba. Barang bukti yang diamakan jenis sabu dan dua puncuk air softgun.
"Kita masih melakukan pemeriksaan terhadap dua orang tersebut," kata Adang.
(cha/ahy)