"Kami mengutuk kekerasan yang telah terjadi hari ini di Mesir. Kami meminta semua pemimpin Mesir untuk mengecam penggunaan kekerasan dan mencegah terjadinya kembali kekerasan di antara para pendukung mereka," tegas juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki dalam statemennya seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (6/7/2013).
Puluhan ribu demonstran pendukung Mohamed Morsi yang digulingkan dari kursi presiden, berunjuk rasa pada Jumat, 5 Juli waktu setempat untuk memprotes kudeta militer. Bentrokan antar massa pendukung Morsi dan penentang Morsi pun tak terhindarkan. Sedikitnya 26 orang tewas dalam berbagai bentrokan di sejumlah wilayah Mesir tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rakyat Mesir harus bersatu untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaan mereka secara damai, tampa menempuh kekerasan atau penggunaan kekuatan," tandasnya.
Sebelumnya pada Rabu, 3 Juli larut malam waktu setempat, militer Mesir menyatakan berakhirnya kekuasaan Morsi. Jenderal Sisi pun mengumumkan ketua Mahkamah Konstitusi Adly Mansour sebagai presiden sementara.
Sisi juga menyerukan digelarnya kembali pemilihan presiden dan parlemen di Mesir. Pengumuman ini mendapat sambutan meriah rakyat Mesir di berbagai wilayah. Warga yang berkumpul di jalan-jalan bersorak-sorai dan menggelar pesta kembang api untuk merayakan kejatuhan Morsi.
(ita/ita)