Aksi demo yang digelar pada Jumat, 5 Juli waktu setempat itu, diikuti puluhan ribu pendukung Morsi. Demikian seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (6/7/2013).
Di wilayah semenanjung Sinai, para pendukung bersenjata Morsi menyerbu kantor-kantor pemerintah di kota El-Arish usai terjadi kontak senjata. Sementara di kota Alexandria, terjadi bentrok antara para pendukung dan penentang Morsi. Akibatnya, sedikitnya 12 orang tewas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak berpihak. Misi kami adalah mengamankan nyawa para demonstran," ujar juru bicara militer Mesir, Kolonel Ahmed Ali.
Empat demonstran juga tewas di luar markas besar Garda Republik. Keempatnya tewas ditembak militer Mesir. Kekerasan antara para pendukung dan penentang Morsi juga merenggut nyawa seorang demonstran di Assiut dan satu lagi di Minya.
Sementara di Sinai, beberapa pria bersenjata menewaskan lima polisi dan seorang tentara dalam serangan roket dan senapan mesin. Di El-Arish, sedikitnya 16 orang luka-luka dalam bentrokan antara para pendukung dan penentang Morsi.
Sebelumnya pada Rabu, 3 Juli larut malam waktu setempat, militer Mesir menyatakan berakhirnya kekuasaan Morsi. Jenderal Sisi pun mengumumkan ketua Mahkamah Konstitusi Adly Mansour sebagai presiden sementara.
Sisi juga menyerukan digelarnya kembali pemilihan presiden dan parlemen di Mesir. Pengumuman ini mendapat sambutan meriah rakyat Mesir di berbagai wilayah. Warga yang berkumpul di jalan-jalan bersorak-sorai dan menggelar pesta kembang api untuk merayakan kejatuhan Morsi.
(ita/ita)