"Bukannya kontradiktif, kebijakan peremajaan bajaj ini justru mendukung program pemerintah dalam integrasi angkutan umum, jadi misal gini, orang habis turun dari busway (transJ, -red) terus kan bisa naik bajaj setelah itu buat ke pemukiman-pemukiman," ujar Pakar Tata Kota Trisakti, Drs. Yayat Supriatna, MSP saat dihubungi detikcom, Jumat (5/7/2013).
Menurutnya peremajaan bajaj itu adalah kebijakan yang bagus. Terutama mengenai bahan bakar yang digunakan nantinya adalah gas yang lebih ramah lingkungan dan hemat energi.
"Tapi yang perlu dicatat itu kan terlalu mahal bagi pengusaha bajaj kalau ingin meremajakan bajaj. Kalau bisa pemerintah itu beri subsidi kepada pemilik bajaj yang mau remajakan bajaj nya," usulnya.
Peremajaan bajaj ini juga dinilai Yayat dapat lebih membuat penumpang merasa nyaman. Tentunya bajaj akan lebih diminati penumpang nantinya.
"Coba sekarang, bajaj itu kan udah nggak nyaman, berisik, asapnya banyak, kalau saya sih mending naik taksi," pungkasnya.
(rvk/rvk)