Penggulingan Morsi, Dari Gemerlapnya Laser Hingga Pemerkosaan Keji

Penggulingan Morsi, Dari Gemerlapnya Laser Hingga Pemerkosaan Keji

- detikNews
Jumat, 05 Jul 2013 13:35 WIB
 Penggulingan Morsi, Dari Gemerlapnya Laser Hingga Pemerkosaan Keji
Jakarta - Baru setahun menjabat Presiden, Mohammed Morsi digulingkan oleh oposisi dan militer Mesir. Aksi demo besar-besaran dan bentrokan berdarah selama proses peralihan ini. Tak sedikit korban berjatuhan.

Setelah Morsi tumbang, sebagian rakyat Mesir pun berpesta. Laser ditembakkan ke penjuru arah Tahrir Square. Namun di balik itu semua, ada isu miris yang jadi perhatian dunia. Ada sedikitnya puluhan wanita yang jadi korban pemerkosaan dan pelecehan. Sebuah noda di tengah proses politik yang seharusnya tidak terjadi.

Berikut sejumlah momen penting dalam proses demo penggulingan Mesir:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Puluhan Korban Tewas

Tahrir Square menjadi saksi proses penggulingan Mohammed Morsi. Jutaan rakyat Mesir turun ke jalan untuk meminta sang presiden terpilih agar mengundurkan diri. Namun pendukung Morsi tak tinggal diam. Mereka melawan sehingga bentrokan pun tak terhindarkan.

Sedikitnya ada puluhan korban tewas akibat adu fisik pendemo dan aparat. Sebagian laporan menyebut 50 nyawa melayang dan ratusan lainnya luka-luka. Korban terbesar berasal dari pendukung Morsi.

Demo yang merenggut nyawa tak hanya terjadi di Kota Kairo. Kementerian Kesehatan Mesir menyatakan, ada juga yang meninggal dunia di Provinsi Assiut, Fayoum, Beni Sueif dan Kafr el-Sheikh.

Penyerbuan Stasiun Televisi

Pasukan militer Mesir melakukan sejumlah aksi untuk menggulingkan Mohamed Morsi. Salah satunya dengan melakukan penyerbuan ke stasiun TV Al Jazeera di Kairo.

Penyerbuan dilakukan Kamis (4/7/2013). Padahal saat itu, Al Jazeera sedang melakukan penyiaran gambar. Ada sejumlah staf Al Jazeera yang ditahan dalam peristiwa ini. Pihak militer menduga stasiun TV ini berpihak kepada Morsi.

Selain menyerbu stasiun televisi Al-Jazeera, otoritas Mesir juga menutup setidaknya tiga stasiun TV yang mendukung Mohamed Morsi. Stasiun TV itu antara lain Misr25 yang menghilang dari udara beberapa menit setelah pemimpin militer Jenderal Abdul-Fattah al-Sisi mengumumkan berakhirnya kekuasaan Morsi.

Dua saluran pro-Morsi lainnya juga menghilang dari udara di saat yang sama. Kedua stasiun TV tersebut adalah Al-Hafiz dan Al-Nas. Aparat polisi juga dilaporkan menyerbu ketiga stasiun TV yang dihentikan siarannya itu.

Gemerlapnya Laser dan Kembang Api

Bak karnaval, proses penggulingan Mohamed Morsi di Tahrir Square, Kairo, berlangsung meriah. Tak lama setelah terjadi kudeta, laser dan kembang api bertebaran.

Tumbangnya Morsi juga disambut meriah oleh rakyat Mesir di berbagai wilayah negeri itu. Jutaan warga bersorak-sorai mendengar pengumuman militer Mesir soal berakhirnya kekuasaan Morsi.

Di Lapangan Tahrir, Kairo yang menjadi pusat demo antipemerintah selama beberapa hari ini, teriakan kegembiraan para demonstran membahana. Warga terlihat menari-nari penuh suka cita. Masyarakat pun menggelar pesta kembang api yang nyalanya memenuhi langit malam Kairo.

Laser hijau dan biru tak hentinya menyorot di lapangan bersejarah tersebut. Bahkana ada yang membentuk tulisan 'Morsi' dicoret dan 'Egypt'.

Sementara itu, para pendukung Morsi juga turun ke jalan-jalan dan mengungkapkan kekecewaan mereka. Mereka memprotes kudeta militer yang telah terjadi.

Pemerkosaan dan Pelecehan Seksual

Hampir 100 wanita menjadi korban pemerkosaan yang merajalela di Lapangan Tahrir, Kairo, Mesir selama empat hari aksi demo antipemerintah. Para korban mulai dari pendemo hingga warga asing.

Hal tersebut disampaikan organisasi HAM, Human Rights Watch (HRW) yang berbasis di New York, Amerika Serikat seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (3/7/2013).

"Massa melakukan serangan seksual dan dalam sejumlah kasus memperkosa setidaknya 91 wanita di Lapangan Tahrir... di tengah iklim kekebalan dari hukum," demikian disampaikan HRW dalam statemennya.

HRW menyebutkan angka tersebut diperoleh dari kelompok antikejahatan seks Mesir, Egyptian Operation Anti-Sexual Harassment/Assault, yang membuka nomor hotline bagi para korban kejahatan seks. Disebutkan bahwa pada Minggu, 30 Juni lalu dilaporkan ada 46 kasus pemerkosaan, 17 kasus pada Senin, 1 Juli dan 23 kasus serupa pada Selasa, 2 Juli waktu setempat.

Menurut kelompok hak-hak wanita lainnya, Nazra for Feminist Studies, ada lima kasus pemerkosaan saat demonstrasi pada Jumat, 28 Juni waktu setempat.

HRW menyerukan pejabat-pejabat dan para tokoh politik Mesir untuk mengutuk dan segera mengambil langkah-langkah untuk menanggulangi tingginya angka kekerasan seksual di Lapangan Tahrir yang menjadi ikon Kairo itu.

Menurut HRW, beberapa wanita bahkan harus menjalani operasi usai mengalami pemerkosaan itu. "Mereka dipukuli dengan rantai logam, kayu dan kursi-kursi, dan diserang dengan pisau," demikian statemen HRW.

Beredar rumor bahwa pemerkosaan itu dilakukan para preman yang memanfaatkan ketiadaan aparat keamanan di lokasi dan mereka yakin akan lolos dari jeratan hukum. Namun sejumlah pihak mengatakan, kejahatan-kejahatan seks itu merupakan upaya terorganisir untuk mencegah kaum wanita ikut berdemo dan untuk merusak imej demonstrasi antipemerintah.
Halaman 5 dari 5
(mad/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads