Tim Ahli 3 Negara Teliti Struktur Batu dan Sanitasi Candi Borobudur

Tim Ahli 3 Negara Teliti Struktur Batu dan Sanitasi Candi Borobudur

- detikNews
Rabu, 03 Jul 2013 19:22 WIB
Foto: Tri Joko Purnomo/detikcom
Magelang - Meski beberapa kali dibersihkan dari sisa-sisa material abu vulkanik sisa erupsi Merapi tahun 2010, ternyata Candi Borobudur belum sepenuhnya bersih. Peneliti menemukan adanya endapan abu di dalam saluran drainase di candi peninggalan Dinasti Syailendra itu.

Tim ahli dari Jerman datang mengecek Candi Borobudur bersamaan dengan penyerahan bantuan dari pemerintah Jerman melalui UNESCO di kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jateng, Rabu (3/7/2013). Berdasarkan pantauan melalui CCTV, tim ahli menemukan abu vulkanik sisa erupsi merapi yang mengendap di dalam saluran drainase candi. Aliran air menjadi tersumbat.

Salah satu tim ahli konservasi asal Jerman, Esther von Plehwe-leisen, menyatakan perlu penelitian intensif untuk melakukan konservasi Borobodur. Sebab, struktur candi tergolong unik dan berbeda dengan candi lainnya. "Kami harus memasang kamera untuk benar-benar tahu kondisi secara utuh," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soal konservasi yang dilakukan pada tahun ini, pihaknya tengah meneliti kajian mendalam terhadap struktur batu dan sanitasi. Kajian ini dilakukan secara bertahap dan memerlukan proses yang lama.

Wamendikbud Wiendu Nuryanti yang turut ikut Candi Borobudur mengatakan pemerintah Jerman memberikan bantuan 134.072 euro kepada UNESCO untuk kegiatan penelitian, konservasi struktural dan pelatihan tenaga ahli demi menjamin berlangsungnya pelestarian jangka panjang situs warisan dunia Candi Borobudur.

"Perlu adanya pelestarian jangka panjang terhadap Candi Borobudur. Bencana tidak bisa diduga kapan datangnya. Kita harus tetap mengantisipasinya," kata Wiendu.

Bantuan itu akan difokuskan untuk konservasi struktur candi. Terutama terkait pemeliharaan batu candi, sanitasi, dan struktur candi. Sebelum konservasi dilakukan, tim ahli dari Jerman dan Balai Konservasi Borobudur akan melakukan penelitian terlebih dahulu.

Wakil Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia, Heidrun Temple, menambahkan pemerintah Jerman sangat tertarik untuk ikut terlibat dalam konservasi Candi Borobudur. Menurutnya, Borobudur adalah candi yang unik dan memiliki daya tarik besar pada dunia internasional. "Candi Borobudur perlu dijaga terus agar tetap bisa dinikmati dunia internasional," kata Heidrun.

Dalam konservasi tersebut, lanjutnya, Jerman juga menyumbangkan ahli konservasi untuk meneliti candi. Penelitian sendiri sudah dilakukan sejak tahun 2011 lalu ketika Jerman memberikan kontribusi awal sebesar 40.000 euro.

Director and Representative UNESCO Office, Jakarta, Hubert Gijzen menyatakan selain ahli dari Jerman, UNESCO menggandeng tim ahli konservasi dari Italia serta Jepang. Untuk tahun 2013 ini, tim ahli tersebut khusus melakukan penelitian soal struktur candi secara keseluruhan. "Kami ingin Borobudur menjadi bangunan yang awet dan tahan lama," tambahnya.

(try/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads