Saat itu hari Senin 1 Juli 2013 sekitar pukul 08.30 WIB. Suhendar dan Novi baru saja berkendara dari kawasan kos Setiabudi, Jaksel. Mereka sempat berputar-putar di sekitar Pancoran dan Mampang dan mengalami sejumlah insiden di perjalanan.
Sang model seksi berusia 25 tahun itu mengamuk dua kali di jalanan, bahkan sempat membuka baju dan melempar bra. Suhendar sempat berharap, setibanya di Polsek Mampang, Novi bisa dikendalikan, ternyata tidak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wanita asal Medan itu sempat menolak turun dari motor. Hingga akhirnya petugas mengangkatnya dengan sedikit paksaan.
"Akhirnya diangkat, tapi sambil berontak dan teriak 'nggak mau pulang, nggak mau pulang'," cerita Suhendar.
Hal lain yang membuat para petugas kaget adalah aksi Novi yang berteriak 'aku rela diperkosa polisi!' sambil berusaha kembali membuka bajunya. Untung, para petugas buru-buru mengamankannya.
Novi kemudian dibawa ke bagian informasi untuk dimintai keterangan. Sementara Suhendar diperiksa di lantai dua guna mengetahui peristiwa sebenarnya.
"Pas Novi dibawa, saya masih dengar suara teriak-teriak tuh," ungkapnya.
Setelah menceritakan kronologi kejadian dan menjelaskan data diri selama 30 menit di kantor polisi, Suhendar akhirnya diperbolehkan pulang. Dia pun bisa sedikit lega karena terbebas dari aksi Novi. Tak hanya itu, sang tukang ojek yang biasa mangkal di kawasan Setiabudi ini juga diberi imbalan ongkos yang setimpal.
"Ini saya dibilang kena musibah, tapi abis itu saya dapat rezeki. Dikasih duit sama polsek Rp 50 ribu, dikasih sama ibu kosan duit, juga dikasih rokok sama kopi," bebernya.
Setelah diperiksa di Polsek, cerita tentang Novi berakhir di RSKO Cibubur. Dia kini menjalani perawatan karena terbukti mengkonsumsi sabu dan mengalami gangguan jiwa.
(mad/asy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini