Lima warga Melbourne itu ditangkap dalam operasi penggerebekan kemarin dan telah dikenakan tuduhan atas undang-undang kriminal.
Dalam penggerebekan itu, polisi juga menyita barang-barang senilai 1 juta Dolar, termasuk sejumlah kendaraan mewah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Operasi penggerebekan ini merupakan bagian dari Operasi Kitrino yang diluncurkan tahun lalu setelah AFP menerima petunjuk rahasia mengenai aktifitas sindikan bordil ilegal tersebut.
Para pekerja seks yang umumnya berasal dari ; negara-negara di Asia Timur itu, ; diduga dikelola secara ilegal oleh sindikat yang menerima bagian dari upah mereka.
Polisi menduga sindikat ini beroperasi diluar sistem dan menghasilkan keuntungan lebih dari 500 ribu Dolar dalam 5 bulan terakhir.
Penyelidik AFP, Ian Bates mengatakan polisi saat ini masih menyelidiki apakah mereka adalah sindikat, tetapi sangat jelas mereka mengelola perempuan-perempuan tersebut tanpa ijin.
"Mereka menyediakan nomor rumah bordil bagi pekerja-pekerja seks wanita ini. Mereka juga menerima uang dari jasa yang disediakan dan mereka menyusun jadwal dan menempatkan wanita-wanita itu di sejumlah rumah bordil berbeda," jelasnya.
Para pekerja seks ini juga diberikan akomodasi, dan dikenakan biaya atas rumah tinggal itu dan layanan lainnya seperti taksi,β jelasnya.
Detektif dari kepolisian Victoria, Rod Jouning meyakini eksploitasi seks dalam kasus ini tidak biasa.
"Menurut kami, ; kasus ini bukan isu yang besar tapi eksploitasi terhadap perempuan-perempuan ini sangat tidak bisa ditolerir,β katanya.
Dr. Caroline Norma, akademisi dari RMIT yang meneliti industri seks di Negara Bagian Victoria menilai masalah ini bercokol karena adanya ;model standar bisnis.
"Wanita-wanita ini datang ke Australia dan mendapat tempat di industri bordil ilegal seperti ini dan melebihi ijin tinggal mereka, sekali setelah mereka terlibat dalam prostitusi yang dilakukan sindikat maka mucikari dan pengusaha yang membuat uang dari mereka, akan memindahkan ;mereka ;melalui jaringan rumah bordil legal untuk dipekerjakan dibawah kontrak,β jelasnya.
Dr. Norma mengatakan kasus ini menunjukan regulasi untuk industri seks yang seharusnya melindungi perempuan tidak berjalan.
"Regulasi tersebut seluruhnya hanya untuk melindungi publik, pajak ataupun industri seks, tapi tidak melindungi perempuan yang bekerja didalam industri tersebut,β katanya.
(nwk/nwk)