"Ini kampung hijau, pernah dapat penghargaan juara I JGC tahun 2007, juara III RW bersih se-DKI tahun 2007 juga," terang ibu Dani, seorang warga yang tinggal di RT 04/03, Mampang, Jaksel, saat ditemui detikcom, Selasa (2/7/2013).
Awalnya, ide pemukiman hijau ini digagas Ibu Tuti yang saat itu menjadi Ketua RT yang juga kakaknya Dani. Tuti amat gemar bercocok tanam, tapi karena keterbatasan lahan dia menanam di pot-pot kecil dan ditaruh di sekeliling rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Upaya Tuti membuat kampungnya jadi hijau disambut warga. Seluruh warga dengan antusias saat itu ikut bercocok tanam dengan menggunakan pot dan plastik. Warga kemudian sepakat membuat program kampung hijau. Tak hanya itu saja, warga juga melakukan pengelolaan sampah untuk dibuat kompos dan kerajinan.
"Ya kita kan rajin tuh kumpul, terus dari sampah organik kita bikin jadi pupuk kompos. Karena kan sampahnya kita pisah yang kering sama yang basah," terang Dani.
Sedang aneka kerajinan dari sampah yang dibuat antara lain tas, dompet, sandal, dan tentu pot bunga.
"Iya, dari kaya botol minum, terus bungkus sabun cuci, macam-macam," terangnya.
Di kampung itu, tugas dibagi merata. Ibu-ibu membuat pot dan menanam tanaman, sedang kaum pria mengecat dan mencangkul lahan.
"Dulu itu ibu-ibu nggak bisa lihat tukang kembang. Tiap ada yang lewat nih, langsung dikerubungin. Abis langsung dagangannya. Itu saking pengennya punya pemukiman hijau dulu," tuturnya.
Kini setelah sekian tahun berlalu, suasana kampung hijau masih terasa. Kegiatan warga memang tak seaktif dahulu karena Ibu Tuti sang pelopor tak lagi menjabat Ketua RT. Namun, warga tetap menjaga kebersihan dan suasana hijau.
(ndr/ndr)