"Kami bisa memastikan bahwa seorang warga negara AS tewas di Alexandria, Mesir," ujar pelaksana tugas juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Patrick Ventrell dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Sabtu (29/6/2013).
"Kami memberikan bantuan konsuler dari kedutaan kami di Kairo dan Biro Konsulat Kementerian Luar Negeri kami, " imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain warga AS tersebut, seorang pria lainnya yang diduga warga setempat juga tewas dalam unjuk rasa yang terjadi di Alexandria. Sedangkan korban tewas ketika berasal dari Port Said. Korban ketiga yang merupakan jurnalis Mesir ini tewas saat bertugas meliput unjuk rasa.
Unjuk rasa ini juga terjadi di wilayah Mesir lainnya, seperti Daqahliya dan Beheira. Dilaporkan sebanyak 130 orang luka-luka dalam unjuk rasa menentang Presiden Mohamed Morsi ini.
Sementara itu, menyusul situasi yang kurang kondusif di Mesir, AS mengeluarkan 'travel warning' bagi setiap warganya. Sementara itu, setiap staf diplomatik AS di Mesir, yang tidak memegang peranan penting diimbau untuk meninggalkan negara tersebut.
Ventrell menuturkan, sejumlah staf diplomatik dan keluarganya mulai berdatangan dari Mesir. Dalam travel warning-nya, AS mengimbau warganya 'untuk menunda kunjungan tidak mendesak ke Mesir pada saat ini merujuk pada terus berlanjutnya kerusuhan politik dan sosial."
"Warga AS diminta untuk tetap waspada terhadap perkembangan keamanan terkini dan memperhatikan keamanan diri sendiri," imbuh Ventrell.
(nvc/ahy)