"Dia menggunakan mesin untuk bernapas. Ini memang buruk, tapi apa lagi yang bisa dilakukan," ujar tokoh sesepuh Afsel, Napilisi Mandela setelah menjenguk pria berusia 94 tahun tersebut, seperti dilansir AFP, Kamis (27/6/2013).
Secara terpisah, Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon menyampaikan komentar soal kondisi kesehatan Mandela. Dia menyatakan bahwa seluruh dunia tengah mendoakan pahlawan anti-apartheid tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sambutannya, Ban menyebut Mandela sebagai 'salah satu tokoh besar pada abad ke-20'. Mandela memang telah menjadi simbol pemersatu bagi mereka yang memerangi penguasa kulit putih di Afsel.
"Mari kita semua menunjukkan keyakinan dan tujuan yang sama demi meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan yang sama bagi seluruh rakyat Afrika," imbuhnya.
Sementara itu, menyusul kondisi terkini Mandela, Presiden Afsel Jacob Zuma terpaksa membatalkan kunjungan kenegaraannya ke Mozambique. Ini merupakan pertama kalinya, Presiden Zuma membatalkan agendanya selama 3 minggu terakhir Mandela dirawat di rumah sakit.
"Presiden Zuma masih berbicara dengan dokter yang berusaha melakukan hal yang bisa dilakukan demi memastikan kesehatannya," demikian pernyataan kantor presiden Afsel.
Mandela dilarikan ke rumah sakit Mediclinic Heart Hospital di Pretoria pada 8 Juni lalu setelah kembali mengalami infeksi paru-paru. Namun meski telah mendapat perawatan intensif di rumah sakit, kondisi peraih Nobel Perdamaian itu, empat hari terakhir ini menurun drastis.
Pihak keluarga besar Mandela sudah berkumpul menyusul rumor bahwa Mandela telah mendekati ajalnya. Sedangkan rakyat Afsel berkumpul di luar rumah sakit dan mendoakan Mandela. Mereka bahkan menyanyikan himne bagi Mandela yang berjasa mengakhiri apartheid, sistem pemisahan rasial secara legal yang diterapkan pemerintah Afrika Selatan selama lebih dari 45 tahun.
(nvc/ita)