Doa bersama itu dipimpin oleh Uskup Thabo Makgoba pada Selasa, 25 Juni waktu setempat. "Tuhan, pimpinlah para staf medis sehingga mereka tahu bagaimana menggunakan keahlian mereka dengan baik dan bijak, dalam merawat Madiba dan membuatnya tetap nyaman," ujar Makgoba dalam doanya seperti dilansir CNN, Rabu (26/6/2013).
Madiba merupakan nama tradisional klan Mandela.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami doakan dia baik-baik saja. Kami meminta dunia untuk bersatu mendoakan Madiba," ujar wanita berumur 24 tahun, Innocentia Moselane. "Dia ikon kami, dan kami menyayangi dia," imbuhnya.
Selama 27 tahun mendekam di penjara karena perjuangannya memerangi apartheid, Mandela telah menjadi simbol pemersatu bagi mereka yang memerangi penguasa kulit putih di negeri itu. Pembebasan Mandela pada tahun 1990 menjadi awal berakhirnya apartheid, sistem pemisahan rasial secara legal yang diterapkan pemerintah Afrika Selatan selama lebih dari 45 tahun.
"Dia pahlawan kami. Dia guru saya, bapak saya. Dia segalanya bagi saya," tutur Kuda Nyahumzvi (36) yang ikut berkumpul di luar rumah sakit. "Namun jika memang ini waktunya, kami doakan jiwanya bisa beristirahat. Dia telah begitu lama dipenjara dan berjuang," tandasnya.
Mandela dilarikan ke rumah sakit Mediclinic Heart Hospital di Pretoria pada 8 Juni lalu setelah kembali mengalami infeksi paru-paru. Namun meski telah mendapat perawatan intensif di rumah sakit, kondisi pria berumur 94 tahun itu, tiga hari terakhir ini menurun drastis.
(ita/ita)