Pemerintah Afghan pun terus menuntut penjelasan dari Amerika Serikat dan Qatar karena telah mengizinkan pembukaan kantor dan pengibaran bendera Taliban itu.
Pemerintah Afghan sejak 19 Juni lalu, telah menyampaikan penolakan keras atas pembukaan kantor kontroversial Taliban tersebut. Menurut Kabul, kantor tersebut lebih tampak sebagai kedutaan di pengasingan daripada pos politik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah Afghan tetap berkomitmen penuh untuk melanjutkan proses negosiasi damai dengan oposisi bersenjata, termasuk Taliban, namun dengan mematuhi prinsip-prinsip, syarat dan jaminan yang telah sepakati," tegas Mosazai.
Pada 20 Juni lalu, pemerintah Afghan telah mengeluarkan statemen berisi kemarahan Kabul atas pembukaan kantor Taliban tersebut. "Cara kantor itu didirikan merupakan pelanggaran nyata atas prinsip-prinsip dan persyaratan yang telah disepakati oleh pemerintah AS dengan kami," demikian statemen tersebut.
Menurut pejabat-pejabat senior pemerintah Afghan, para militan Taliban nantinya akan bisa menggunakan kantor tersebut untuk menggalang dana bagi kampanye mereka di Afghanistan.
Pembukaan kantor Taliban ini dilakukan seiring pengumuman pemerintahan Presiden Barack Obama untuk melakukan perundingan damai langsung dengan Taliban. Obama menyebut perundingan ini sebagai langkah pertama yang penting untuk mengakhiri perang di Afghanistan, yang telah berlangsung sejak invasi AS dkk ke negeri itu pada tahun 2001 silam.
(ita/nrl)