"Kampanye akan sangat keras. Bahkan, bisa terjadi kanibalisme politik antar caleg," kata Hajriyanto di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Sabtu (22/6/2013).
Untuk itu, Caleg Golkar dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah IV ini mengusulkan agar Golkar membentuk Badan Kehormatan yang menegakan etika persaingan caleg. Perlu pula disusun semacam code of conduct yang mengatur etika caleg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Persaingan antar caleg berpotensi memunculkan kampanye hitam yang dimaksudkan untuk menjatuhkan rekan separtai. Menurutnya, ini bisa menghancurkan kebersamaan partai.
"Itu sudah menjadi benih perpecahan ke depan. Karena yang muncul itu gengsi dan reputasi. Misal, 'Wah, kalau saya kalah sama si itu malu dong'. Itu bisa mendorong caleg untuk berbuat apa saja, seperti kecurangan, kampanye hitam," tuturnya.
KPU juga harus memberi ruang bagi partai untuk bertindak tegas mencoret Daftar Caleg Tetap (DCT) jika terbukti ada kader yang melanggar etika. Dengan demikian, partai bisa menjadi lebih terjaga dari aksi jegal menjegal antar caleg.
"Sekarang kan seakan-akan KPU hanya memberikan hak partai untuk menyerahkan DCT. Seharusnya KPU bisa lebih inovatif," ucapnya.
Namun, Sekjen Partai Idrus Marham merasa fungsi Badan Kehormatan yang diwacanakan Hajriyanto sudah terakomodasi dalam peraturan partai. Idrus tidak menyangkal bisa terjadi gesekan antar caleg Golkar.
"Kalau tujuannya untuk memenangkan diri sendiri, bisa berimplikasi terjadi gesekan-gesekan. Maka tujuannya harus untuk partai," kata Idrus.
(dnu/ndr)