"Kemarin itu karena dalam keadaan yang sangat emergency, kalau tidak keselamatannya terancam," kata Djoko di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Jumat (21/6/2013).
Djoko menjelaskan, relokasi pada Kamis (20/6) itu merupakan hasil mediasi Pemprov Jatim, tokoh masyarakat, dan tokoh agama di Madura. "Nantinya apakah relokasi tetap di situ, apakah dicarikan tempat di daerah Madura yang secara kultur sama, tapi sentimen permusuhan tidak ada," jelas Djoko.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini 160 warga Syiah itu tinggal di GOR Sampang. Kehidupan mereka juga tidak manusiawi, karenanya mereka diberi tempat baru di Sidoarjo.
"Ditempat sementara ini ada kamar, ada kamar mandi, ada ruang tamu. Lihat itu juga. Tidak dipaksa, mereka diselamatkan supaya dia aman. Saya tidak senang kalau ada kalimat dipaksa. Justru diselamatkan, dimanusiawikan," tuturnya.
Saat ini pemerintah sedang berupaya mencari tempat agar warga Syiah itu bisa hidup dengan tenang. Mahfud MD yang juga tokoh Madura sudah dimintai bantuan.
"Saya juga hubungi Pak Mahfud tokoh Madura, apakah ada di wilayah Madura yang relatif sentimen dendamnya tidak seperti di Sampang," tutupnya.
(rvk/ndr)