Kapolsek Semarang Barat Kompol Yani Permana mengatakan di wilayahnya ada 6 SPBU yang dijaga ketat oleh 5-10 personel bersenjata. Sistem yang dilakukan tidak hanya stand by, tapi juga patroli untuk mencegah adanya penimbunan.
"Personel kami rolling setiap hari. Melihat gejolak yang mungkin terjadi, penjagaan dilakukan dengan stand by di SPBU dan patroli, jadi tercover 24 jam," kata Yani Permana saat ditemui di kantornya, Mapolsek Semarang Barat, Jumat (21/6/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan situasi negara seperti ini, tidak hanya fisik tapi moral juga kita siapkan. Semoga pengamanan beralan lancar," tandasnya.
Di sejumlah SPBU di Kota Semarang belum terlihat adanya lonjakan jumlah pembeli menjelang kenaikan harga BBM. Pengawas SPBU Pamularsih Semarang, Ratno mengatakan, diprediksi peningkatan jumlah pembeli akan terjadi nanti malam. Meski demikian, pihaknya yakin tidak akan kekurangan stock BBM karena sudah ditingkatkan 20%.
"Biasanya 20 ton, sejak lima hari yang lalu ditingkatkan menjadi 24 ton," ujarnya.
Untuk mencegah adanya modus penimbunan, Ratno selaku pengawas dibantu aparat yang berjaga akan memantau jika ada kendaraan yang sengaja dimodifikasi untuk tujuan penimbunan BBM.
"Jika ada yang dicurigai akan kita laporkan ke pihak berwajib. Namun sampai saat ini belum ada," pungkas Ratno.
"Untuk pembelian menggunakan jerigen jelas tidak akan kami layani," imbuhnya.
68 SPBU di Semarang dijaga ketat oleh setidaknya 340 anggota TNI/Polri untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti unjuk rasa ataupun panic buying menjelang kenaikan harga BBM.
(alg/try)