Perusahaan Sawit yang Tercatat di Singapura Bantah Bakar Lahan di Sumatera

Perusahaan Sawit yang Tercatat di Singapura Bantah Bakar Lahan di Sumatera

- detikNews
Kamis, 20 Jun 2013 11:06 WIB
Reuters
Singapura - Pemerintah Singapura tengah mencari perusahaan yang terlibat pembakaran hutan di Indonesia. Namun, sejumlah perusahaan yang memiliki perkebunan kelapa sawit di Indonesia dan tercatat di bursa Singapura membantah menggunakan metode pembakaran hutan untuk membersihkan lahannya.

Teknik pembersihan lahan dengan menebang dan membakar perkebunan merupakan penyebab utama dari krisis asap yang kini melanda Singapura dan Malaysia, yang merupakan negara tetangga Indonesia. Banyak perusahaan yang sahamnya terdaftar di Singapura memiliki lahan perkebunan di wilayah Indonesia, terutama di Sumatera dan Kalimantan.

Seperti dilansir Straits Times, Kamis (20/6/2013), perusahaan-perusahaan tersebut kompak membantah. Mereka menyatakan bahwa pihaknya memilih opsi pendekatan mekanis, yakni dengan menggunakan ekskavator dan buldoser dalam membersihkan lahan sebelum ditanami kembali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah perusahaan bahkan menegaskan, pihaknya selalu mengawasi dan memantau para kontraktor dan sub-kontraktor mereka di Indonesia demi memastikan bahwa kebijakan tanpa pembakaran (no-burn) memang diterapkan.

Salah satu perusahaan tersebut ialah First Resources yang terdaftar di Singapura memiliki 158 ribu hektare perkebunan kelapa sawit. Sebagian besar perkebunan milik First Resources memang berada di wilayah Riau, sedangkan sisanya di wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.

"Kami didukung oleh kontraktor yang terikat kontrak untuk mematuhi kebijakan zero-burning," ucap juru bicara First Resources.

Sedangkan Indofood Agri Resources yang memiliki 230 ribu hektare perkebunan kelapa sawit yang sebagian besar ada di wilayah Sumatera dan lebih dari 20 ribu hektare perkebunan karet ini, juga memastikan hal yang sama. "Saya bisa memastikan bahwa IndoAgri melakukan kebijakan zero-burning," ujar Direktur Eksekutif perusahaan ini, Mark Wakeford.

Dua perusahaan kelapa sawit dengan nilai saham terbesar, yakni Wilmar International dan Golden Agri-Resources juga ikut membantah terlibat pembakaran hutan. Keduanya sama-sama menegaskan bahwa perusahaannya melaksanakan kebijakan zero-burning dalam membersihkan lahannya dan memantau secara intensif.

Lahan perkebunan Wilmar International tersebar di wilayah Sumatera, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Sedangkan Golden Agri tercatat memiliki lahan perkebunan kelapa sawit seluas 464 ribu hektare di sejumlah wilayah Indonesia.

Terakhir, perusahaan komoditas raksasa asal Amerika Serikat, yakni Cargill ikut menegaskan pihaknya menerapkan kebijakan no-burn. Cargill juga menegaskan, tidak ada sama sekali titik api maupun kebakaran yang berlokasi di lahan perkebunannya, yang sebagian besar berada di wilayah Sumatera bagian selatan dan Kalimantan Barat.

Cargill menambahkan, proses pembersihan lahan dilakukan dengan alat-alat berat seperti ekskavator dan selalu dilakukan di bawah pengawasan langsung staf Cargill.

(nvc/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads