"Hot spot 18 Juni 2013 yang terjadi di Riau sebanyak 148 titik, sementara itu terjadi juga di Semenanjung Malaysia 8 titik sehingga sumber tidak hanya dari Indonesia," ujar Agung dalam acara jumpa pers di kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (18/6/2013) sore.
Agung menyatakan, dari hasil rapat dengan Kepala BMKG sebelumnya terungkap telah terjadi gangguan atmosfer dan suhu tekanan rendah. Hal itu yang menyebabkan tertariknya massa udara dari Indonesia ke Filipina yang lebih kencang dari biasanya kemudian membawa asap melalui Singapura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai upaya penanggulangan, pemerintah akan bekerjasama dengan BPPT dan BMKG untuk melakukan modifikasi cuaca. Untuk hal ini pemerintah telah mengalokasikan dana Rp 10 - 15 miliar. Modifikasi cuaca ini diharapkan bisa membuat hujan untuk memadamkan lahan yang terbakar, dari 850 hektar lahan yang terbakar, 650 hektar sudah berhasil dipadamkan.
"Kemenlu akan menyelenggarakan pertemuan Indonesia-Singapura pada 20 Juni 2013 untuk kerjasama penanggulangan asap," pungkasnya.
Media Singapura melaporkan bahwa kabut asap ini membuat pemerintah Singapura melontarkan kritikan kepada pemerintah Indonesia. Warga dan turis juga marah.
"Selama sekian lama, kepentingan komersil di Indonesia telah dibiarkan mengesampingkan keprihatinan lingkungan hidup," cetus Menteri Lingkungan Hidup Singapura.
(nrl/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini