Effendi Simbolon Buka-bukaan Soal Prospek Politik Prananda dan Puan

Penerus Mega di PDIP

Effendi Simbolon Buka-bukaan Soal Prospek Politik Prananda dan Puan

- detikNews
Rabu, 19 Jun 2013 14:20 WIB
Effendi Simbolon
Jakarta - Prananda Prabowo dan Puan Maharani disebut-sebut disiapkan menjadi penerus tahta Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Anak kedua Mega, Prananda (43), diyakini sebagia pembawa ideologi kakeknya, Bung Karno.

"Punya karakater kuat, darah Bung karno kentara mengalir di dia (Prananda), tentu turut mewarnai jati dirinya," kata Ketua DPP PDIP Effendi Simbolon kepada detikcom di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (19/6/2013).

Di internal PDIP, Prananda yang anak kedua Megawati dari suami pertama, almarhum Lettu Penerbang Surindro Supjarso ini lebih dikenal sebagai 'man behind the door'. Dia saat ini menjabat ketua Situation Room, ruang kendali dan analisa situasi di PDIP.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adik Prananda adalah Puan Maharani (39). Karier politik anak Mega dari suami Taufiq Kiemas ini jauh lebih moncer dari Prananda. Karier cemerlang Puan di PDIP tak lepas dari dorongan ayahnya, almarhum Taufiq Kiemas. Kini setelah Taufiq tak ada, penerus tahta Mega semakin menarik dibicarakan.

Berikut wawancara lengkap reporter detikcom dengan Effendi Simbolon, terkait posisi dan masa depan politik Prananda Prabowo dan Puan Maharani:

Seperti apa Prananda di mata kader PDIP seperti Anda?

Punya karakater kuat, darah Bung karno kentara mengalir di dia, tentu turut mewarnai jati dirinya

Apakah dia aktif di PDIP?

Dia aktif, dilibatkan secara aktif oleh Ibu Mega, sesekali, walaupun dia bukan DPP, tapi diikutsertakan dalam rapat DPP

Dia nggak nyaleg? Kenapa?

Nggak nyaleg, saya nggak ngerti alasannya

Bagaimana hubungan Prananda dengan Puan Maharani adiknya yang juga petinggi PDIP?

Baik, mereka akrab, tiga bersaudara saling menghormati,

Lantas bagaimana hubungan mereka di partai?

Ya mereka sesama kader saling bantu, sama-sama bantu Ibu, mereka sudah bantu Ibu, mereka sadar sudah menjadi harapan untuk menjadi pemimpin dan mereka sudah dewasa.

Ada perlakuan berbeda dari Megawati?

Tiga-tiganya diberi ruang untuk bergerak, bahwa Mbak Puan lebih menonjol, Mbak Puan...ya itu sebuah panggilan, generasi berikutnya kan kan tidak serta merta mewarisi generasi sebelumnya bisa juga generasi berikutnya tidak. Anak jenderal, belum tentu jadi jenderal. Jadi memang ada juga yang memang mewarisi secara politik.

Dan kita setiap hari ikutin langkah Bu Mega, ya kita tahu lah gerak-geriknya. Perlakuan istimewa tidak hanya kepada anaknya. Sama dengan semua kader.

Kalau hubungan Bu Mega dengan Jokowi?

Sepertinya makin akrab. Kita tidak melihat adanya previlege. Sama untuk semua kader.
Tapi kalau ibu punya cara pandang lain, kita nggak tahu. Tapi apa pun semuanya berpulang ke garis tangan, kita kan nggak tahu ujungnya bagaimana kehidupan kita.

(van/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads