"Yang jelas kami prihatin dan kecewa dengan kondisi itu," kata Direktur Umum Lion Air Edward Sirait saat berbincang dengan detikcom, Rabu (19/6/2013).
Edward mengatakan, untuk meminimalisir kasus 'tikus bagasi' di bandara, Lion Air sudah berkoordinasi dengan pihak keamanan bandara untuk memperketat pengawasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Edward juga mengimbau penumpang untuk melakukan tindakan pencegahan dengan tidak membawa barang-barang berharga ke bagasi.
"Lebih baik dibawa ke kabin, itu preventif saja," ucap Edward.
Ketika ditanya tentang statement General Affairs Manager Kantor Cabang PT Angkasa Pura II (AP II) Yudis Tiawan yang menyatakan kasus pembobolan bagasi itu merupakan tanggung jawab perusahaan penerbangan (airline), Edward enggan menjawab.
"Kalau itu saya tidak mau berkomentar, silakan pelajari UU Penerbangan," kata Edward yang kemudian mengakhiri wawancara karena hendak rapat.
Isu pembobolan koper yang disimpan di bagasi seolah tidak ada habisnya. Isu ini mencapai puncaknya saat artis terkemuka Agnes Monica menjadi korban tahun lalu.
Agnes menulis di akun twitter: "Di airport indonesia, kunci koper dibuka dengan paksa. Ini gmana pertanggungjawabannya ya??? Ada 3 koper yang dirusak kuncinya (bukan kunci TSA). Oh my gosh. Jaman skrg, mentalnya kalo masih gini, gmana bisa maju???"
Maskapai dan bandara sama-sama bertugas memberi keamanan kepada penumpang dan bawaannya. Namun ada satu bagian lagi yang berurusan langsung dengan koper penumpang.
"Ground handling itu mengurus koper dari keluar pesawat sampai ban berjalan," tutur pengamat penerbangan, Dudi Sudibyo, seperti pernah dilansir detikTravel. Menurut Dudi, bagian ground handling ini juga perlu diperiksa karena mengurusi koper sejak check in sampai masuk ke pesawat. Petugas ground handling ini berasal dari perusahaan penyedia layanan darat di bandara.
Rupanya setelah kasus Agnes berlalu, peristiwa serupa masih saja terjadi.
(slm/nrl)