"Setiap traveling ke mana pun dari dan ke bandara di Indonesia semua koper yang masuk bagasi selalu saya wrapping," jelas pembaca detikcom Tommy dalam surat elektronik ke redaksi@detik.com, Selasa (18/6/2013). Wrapping adalah membungkus tas/koper dengan lilitan plastik dengan tarif Rp 30 ribu-35 ribu.
Tommy kapok terhadap ulah tikus bandara yang mengacak-acak tas miliknya. Gembok dan resleting tas/kopernya dirusak. Pengalaman itu terjadi ketika dia terbang dari Bandara Cengkareng ke Changi, Singapura. Saat komplain ke Changi dia diberitahu tas sudah dalam kondisi seperti itu sejak di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian perusakan tas juga dialami Indra Putra yang menumpang maskapai Lion Air. Kejadian yang dia alami baru saja terjadi yaitu pada Senin (17/6) malam. Beruntung Indra tak kehilangan barang berharga. Tapi harapan dia, pengelola bandara dan maskapai selalu waspada.
"Jika memang ingin mengkampanyekan sebagai bandara yang bertaraf internasional setidaknya tunjukkanlah rasa keamanan dan kenyamanan untuk para penumpang. Ini merupakan pengalaman pertama saya dan saya harap ini yang terakhir," kisah Indra Putra.
Sejumlah pembaca detikcom juga mengisahkan ceritanya soal kejadian dengan beberapa maskapai. Tapi sayangnya belum ada respons dari maskapai-maskapai tersebut, termasuk dari Lion Air. Direktur Umum Lion Air Edward Sirait yang dikonfirmasi tak mengangkat telepon selulernya.
Silakan berbagi pengalaman Anda soal tas di bagasi di bandara di Indonesia dengan mengirim email ke redaksi@detik.com. Jangan lupa sertakan nomor telepon Anda.
(ndr/nrl)