Rohani yang merupakan ulama moderat ini, berjanji akan meningkatkan hubungan Iran dengan negara-negara Barat setelah selama ini tegang dan membeku. Namun dalam konferensi pers pertamanya, Rohani justru mengesampingkan isu soal penghentian program pengayaan uranium Iran yang kontroversial.
Menlu Baird menyebut rezim Iran sengaja merancang pemilu hingga sedemikian rupa, sehingga hanya kandidat-kandidat yang dekat dengan rezim saja yang bisa maju dalam pemilu. Baird juga menyebut bahwa para capres yang maju dalam pemilu 14 Juni tidak ada yang benar-benar mewakili rakyat Iran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang yang terpilih menggantikan Ahmadinejad hanya akan menjadi boneka Ayatollah Khamenei dalam drama tragis dan berbahaya bagi seluruh rakyat Iran," imbuhnya.
Negara Barat dan Israel selama ini khawatir dengan program nuklir Iran yang dicurigai dikembangkan untuk membuat bom atom. Meskpun berulang kali pemerintah Iran menyatakan, program nuklir mereka untuk tujuan damai.
Kemenangan Rohani dalam pemilu yang digelar 14 Juni lalu menjadi kegembiraan tersendiri bagi rakyat Iran, terutama kubu reformis. Ribuan orang turun ke jalanan untuk merayakan kemenangan Rohani. Sementara negara-negara di dunia menyampaikan optimisme atas kepemimpinan Rohani yang dinilai akan mampu membawa perubahan di Iran.
(nvc/ita)