Ancaman ini disampaikan pemerintah Turki seiring aksi mogok nasional yang dilakukan dua serikat buruh. Pemogokan itu dilakukan sebagai protes atas kekerasan yang dilakukan aparat polisi terhadap para demonstran.
"Polisi akan menggunakan kekuatan mereka untuk menghentikan kerusuhan," kata Wakil Perdana Menteri Bulent Arinc dalam wawancara yang disiarkan stasiun televisi Turki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengerahan para tentara ini akan menandai eskalasi krisis yang menjadi tantangan terbesar bagi pemerintahan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan.
Krisis Turki diawali dengan aksi para demonstran menduduki Taman Gezi pada 31 Mei untuk memprotes rencana penebangan 600 pohon di taman tersebut. Aksi itu mendapat respons keras dari kepolisian sehingga memicu kemarahan warga di berbagai kota. Aksi demo antipemerintah pun kian meluas.
Bahkan para demonstran pun menuntut pengunduran diri PM Erdogan yang dianggap kian otoriter setelah berkuasa lebih dari 1 dekade. Para demonstran juga memprotes rencana pemerintah untuk membatasi penjualan alkohol.
Menurut Asosiasi Medis Turki, sejauh ini empat orang telah tewas dan hampir 7.500 orang lainnya luka-luka selama aksi demo besar-besaran tersebut.
(ita/ita)