"Itu (pengurangan jam operasional-red) salah satu upaya saja (dalam memberantas narkotika-red). Apakah efektif atau tidak, itu lihat perjalanannya nanti," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto saat berbincang dengan detikcom, Senin (17/6/2013).
Rikwanto mengatakan, upaya polisi dalam memberantas narkotika tidak hanya berkutat di isu peredaran narkotika di kelab malam saja. Namun banyak upaya yang dilakukan kepolisian dalam memberantas narkotika ini mulai dari sosialisasi akan bahaya narkotika hingga upaya penegakkan hukum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditanya apakah pihaknya mendukung upaya Pemda DKI dalam pengurangan jam operasional kelab malam, Rikwanto mengatakan, "Bukan masalah mendukung dan tidak. Itu jam kerja, kalau jam kerjanya segitu, ya kita ikuti saja."
Namun, bilamana pengusaha hiburan malam ini melanggar jam operasional yang ditentukan Pemda DKI, pihaknya siap membantu Pemda dalam upaya penertiban.
"Peringatan dan penertiban terkait jam operasional itu kan dari Pemda, dalam hal ini yang membidangi dinas pariwisata. Kalau perlu ada penindakan-penindakan, kita siap bantu," ucapnya.
Sementara terkait peredaran narkotika, Rikwanto mengatakan, kelab malam tidak melulu menjadi sarang peredaran. "Tidak selalu, tapi ada dan pernah ada," kata dia.
Sedangkan di kelab malam sendiri, sambung dia, hanya bagian kecil dari peredaran narkotika. Kelab malam, kata dia, hanya salah satu alternatif tempat bagi para pemakai saja.
"Kalau tempat-tempat peredaran bisa di mana saja ada, salah satunya bisa di tempat hiburan. Menggunakan juga bisa di mana saja, bisa di rumah sendiri atau di tempat-tempat lain," kata dia.
Terkait operasi narkotika yang dilakukan polisi di kelab malam, Rikwanto menjelaskan, bahwa operasi tersebut dilakukan secara silent dengan pola tertutup dan undercover.
"Karena kalau terbuka (menggunakan petugas berseragam) itu terbukti tidak efektif," kata dia.
Sebelum melakukan operasi, lanjutnya, pihaknya telah mendapatkan informasi yang akurat dari masyarakat baik adanya pengedar atau pengguna di kelab malam dan sasarannya sudah jelas.
"Sasaran itu yang kita dapatkan itu infonya jelas, di mana, siapa pengedarnya, kita masuk dengan cara undercover sehingga tidak mengganggu kenyamanan pengunjung lainnya. Itu kan roda ekonomi juga jangan sampai mengobrak-abrik tempat hiburannya," pungkas dia.
(mei/ndr)