Menurut Ketua DPP Partai Gerindra, Rahayu Saraswati D Djojohadikusumo, kualitas perempuan sebagai legislator lebih sedikit yang melakukan korupsi. Hal ini dianggap positif.
"Perempuan memang terbukti lebih sedikit untuk masalah korupsi. Karena perempuan akan memikirkan internal keluarga, terutama anak dan masa depannya. Yang korupsi itu yang enggak mikirin tentang itu," ujar Saras dalam pernyataannya, Minggu (16/6/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya bangga dengan itu, karena caleg perempuan tak hanya untuk memenuhi kuota, saya jamin itu," tukasnya.
Saras mengaku memilih untuk terjun ke dunia politik karena orang-orang terdekatnya menyarankan untuk melakukan perubahan dari dalam sistem sebagai perempuan.
"Kakak saya bilang, tidak ada orang seperti kamu di dalam sistem. Membawa perubahan itu harus dari sistem politiknya. Banyak orang melihat politik sebagai tujuan, bukan tool untuk alat perubahan," ujar Saras.
Sementara itu, Saras sebagai perempuan menilai isu-isu seperti perdagangan orang, TKI, dan pendidikan kurang diperhatikan oleh para anggota dewan. Hal ini menjadi perhatian keponakan Prabowo Subianto tersebut.
"Mereka masih minim perhatiaan terhadap kasus kasus perdagangan orang. Indonesia ini sudah dalam keadaan emergency untuk kasus kasus seperti itu. Kok malah mikirin kuota kirim TKI, itu kebutuhan asing. Memang selamanya mau menjadi TKI?" ujar Saras.
"Banyak orang Indonesia menyekolahkan anaknya di luar negeri, ternyata karena pendidikan di Indonesia rendah, ini harus diubah. Seharusnya pemerintah mengubah cara pandang dalam menyejahterakan rakyatnya," tambah Saras menutupi keterangannya.
(vid/trq)