Dilansir dari situs ibtimes.com, Sabtu (15/6/2013). Sebagai negara yang jarang terjadi demonstrasi, agaknya kepolisian Brasil berlebihan dengan menembak gas air mata dan peluru karet. Di kota Rio de Janero terdapat kerusakan sarana publik seperti halte bus, tempat sampah, dan bangunan akibat amukan demonstran.
Kenaikan harga tiket bus bertepatan dengan melemahnya pasar saham Brasil dan penurunan nilai mata uang Brasil serta menurunnya popularitas Presiden Brasil, Dilma Rouseff. Ongkos transportasi di Brasil tidaklah murah bagi kelas pekerja dengan upah minimum 678 reais atau ($ 317).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bentrokan terbesar di Sao Paulo terjadi pada Rabu malam waktu setempat. Terdapat 5000 demonstran turun ke jalan dan disambut represi berlebihan dari kepolisian. Kejadian ini pun melukai enam wartawan dari harian Folha de Sao Paulo. Walikota Sao Paulo, Fernando Haddad mengakui bahwa polisi melakukan hal yang berlebihan kali ini.
Berbeda dengan Sao Paulo dan Rio de Janero, di wilayah pesisir Timur-Laut Brasil, Kota Natal, pemerintah setempat mengamini protes demonstran dengan mengembalikan ongkos tiket bus.
(mpr/mpr)