"Ruhut nggak usah ditanggapi, dia ibarat suporter fanatik. Muka badak, banci, dan sebagainya. Tapi kita tidak membalas," kata anggota Majelis Syuro PKS Idris Luthfi di Ruang Fraksi PKS, Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/6/2014).
Dia malah menuding PD sebagai partai feodal sehingga PD mendukung kebijakan kenaikan harga BBM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai kritik keras soal PKS bermuka dua, Idrus juga menuding PD sedang memecah belah partainya. PD disebutnya menerapkan politik devide et impera zaman Belanda.
"Mereka kan memang tukang pemecah belah, politik belah bambu, Sutan (Bhatoegana) paling berbakat soal itu. Jadi kalau belah bambu itu musti diinjek satu diangkat satu, supaya bambunya bisa dibelah. Itu politik Belanda," tegasnya.
(dnu/van)