"Berdasar standar internasional, pemilu ini tidak bebas, adil atau transparan," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Jen Psaki, seperti dilansir AFP, Jumat (14/6/2013).
Psaki merujuk pada jumlah kandidat dalam pilpres kali ini yang menyusut dari 8 menjadi 6 kandidat. Terlebih, mayoritas kandidat berasal dari kelompok konservatif yang selama ini berkuasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilpres Iran kali ini diwarnai oleh keretakan kelompok konservatif, yang semakin membuat percaya diri kelompok reformis dan moderat. Terlebih kelompok reformis yang menyimpan kekecewaan sejak pemilu 4 tahun lalu, telah mengalihkan dukungan ke kandidat moderat Hassan Rowhani, yang diunggulkan oleh para pengamat dan mendominasi dalam sejumlah jajak pendapat.
Pengalihan dukungan ini dilakukan setelah satu-satunya kandidat reformis, Mohammad Reza Aref, mengundurkan diri dari pencalonan.
"Saya rasa pesan kami bagi rakyat Iran ialah... kami tidak percaya, merujuk pada sejarah yang saya tekankan, bahwa pemilu ini dalam jalur yang bebas, adil dan transparan," ucapnya.
"Tapi itu bukan berarti kami mendorong orang-orang untuk tidak berpartisipasi (dalam pemilu). Kami tentu saja mendorong mereka untuk berpartisipasi," tandas Psaki.
Dari total 700 orang yang mendaftar menjadi capres Iran, Guardian Council yang menjadi badan pengawas pemilu hanya memilih 8 kandidat. Namun pada pertengahan perjalanan, dua kandidat yakni mantan Ketua Parlemen Gholam-Ali Haddad-Adel dan mantan Wakil Presiden Mohammad Reza Aref menyatakan mundur.
(nvc/nrl)