Kandidat moderat Hassan Rowhani yang didukung oleh kelompok reformis merajai dalam sejumlah jajak pendapat. Bahkan sejumlah pengamat setempat memprediksikan Rowhani sebagai satu-satunya kandidat yang mampu menyaingi kandidat konservatif secara ketat.
Sepanjang hari ini, seperti dilansir AFP, Kamis (13/6/2013), kelompok pendukung Rowhani berjibaku menyerukan warga untuk ikut serta dalam pilpres yang digelar Jumat (14/6) waktu setempat. Mereka mengimbau warga baik melalui telepon maupun melalui media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya meminta semua orang, terutama para reformis untuk memilih Rowhani," ucap Khatami yang menjadi presiden Iran periode 1997-2005 ini.
Sedangkan Rafsanjani yang menjabat presiden Iran periode 1989-1997 ini, mendorong rakyat Iran untuk menggunakan hak pilihnya tanpa ragu dalam pemilu esok hari. "Survei menunjukkan bahwa Rowhani memimpin," ucapnya.
Pilpres kali ini menjadi penting bagi kelompok reformasi karena dalam pilpres empat tahun lalu, harapan mereka dihancurkan oleh persengketaan pemilu dengan pihak Mahmoud Ahmadinejad yang akhirnya memenangkan pilpres ulang. Dua kandidat reformasi saat itu, Mir Hossein Mousavi dan Mehdi Karroubi dituding melakukan kecurangan dalam pilpres, sehingga harus diulang.
Saat itu, unjuk rasa yang dilakukan pendukungan Mousavi dan Karroubi berujung ricuh. Keduanya pun diadili dan menjadi tahanan rumah sejak tahun 2011.
Dalam pemilihan presiden (pilpres) Iran yang akan digelar 14 Juni besok, ada enam kandidat yang akan bersaing. Mereka adalah Ali Akbar Velayati, Hassan Rowhani, Mohsen Rezaei, Mohammad Baqer Qalibaf, Saeed Jalili dan Mohammad Gharazi.
Sebelumnya, dua kandidat presiden lainnya, mantan Ketua Parlemen Gholam-Ali Haddad-Adel dan mantan Wakil Presiden Mohammad Reza Aref telah menyatakan mundur dari pencalonan mereka.
Di Iran, presiden yang terpilih dalam pemilihan umum akan memegang jabatan selama periode empat tahun. Hampir 50,5 juta warga Iran dinyatakan berhak untuk menggunakan hak suara mereka dalam pilpres besok.
(nvc/nrl)