"Kebijakan yang mungkin paling buruk adalah hanya memiliki hubungan dengan Uni Eropa sebagai keseluruhan," kata penasihat pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei tersebut seperti dilansir Press TV, Kamis (13/6/2013).
"Kita memang harus memiliki hubungan dengan Uni Eropa, namun di saat yang sama, kita juga memperluas hubungan bilateral dengan para anggotanya. Jika tidak, seandainya satu negara anggota memutuskan untuk memutus hubungan dengan Iran, maka seluruh Uni Eropa akan mengikutinya," imbuh capres konservatif tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Menteri Luar Negeri Iran itu menandaskan, Teheran harus memperbaiki hubungannya dengan negara-negara anggota Uni Eropa berdasarkan kepentingan bersama dan saling respek.
Dalam pemilihan presiden (pilpres) Iran yang akan digelar 14 Juni besok, Velayati akan berhadapan dengan lima pesaingnya. Kelima kandidat presiden tersebut adalah: Hassan Rohani, Mohsen Rezaei, Mohammad Baqer Qalibaf, Saeed Jalili dan Mohammad Gharazi.
Sebelumnya, dua kandidat presiden lainnya, mantan Ketua Parlemen Gholam-Ali Haddad-Adel dan mantan Wakil Presiden Mohammad Reza Aref telah menyatakan mundur dari pencalonan mereka.
Di Iran, presiden yang terpilih dalam pemilihan umum akan memegang jabatan selama periode empat tahun. Hampir 50,5 juta warga Iran dinyatakan berhak untuk menggunakan hak suara mereka dalam pilpres besok.
(ita/nrl)