"Ada 200 orang yang menyerbu saya dan memukuli," terang Mustafa saat ditemui di KJRI Jeddah, Arab Saudi, Rabu (12/6/2013).
Pada sore itu, Minggu (9/6) dia bertugas seperti biasa. Mustafa membawahi beberapa staf yang diperbantukan menjaga keamanan antrean. Entah bagaimana, suasana berubah tegang. Para WNI yang antre berubah menjadi beringas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Begitu mereka turun, saya keluar KJRI langsung dipukuli. Baju saya robek, wajah saya berdarah. Saya juga dipukul dengan batu," papar pria bertubuh tambun yang sudah satu tahun bekerja di KJRI ini.
Mustafa dengan sekuat tenaga melawan. Akhirnya dengan mengamuk memukul sana sini dia lolos dari kepungan. Dengan baju sudah sobek di sana sini, dia berlari ke mobil milik polisi Saudi.
"Saya bersembunyi di sana, kemudian dibawa ke rumah sakit. Setelah dirawat, sekarang saya sudah sembuh," jelas dia sambil menunjuk wajahnya yang masih terluka.
Mustafa kini hanya bisa berharap. Semoga saja para WNI bisa antre dengan tertib dan tidak lagi rusuh. Penerbitan dokumen imigrasi ini agar para ovestayer bisa mudah pulang ke Imdonesia dengan memanfaatkan amnesti yang diberikan pemerintah Arab Saudi.
(ndr/lh)