-"Mereka langsung kabur padahal masih pakai celana renang," kata Roby, pengurus Vila Gelatik, kepada detikcom, Rabu (12/6/2013).
Roby tak menaruh curiga terhadap penyewa vilanya tersebut yang ternyata komplotan penculik ini. Sebab komplotan itu tidak tertutup dan kerap berkomunikasi dengan penjaga vila. "Orangnya biasa saja tidak ada yang mencurigakan," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Roby mengatakan, polisi datang pada Sabtu pagi dengan memakai baju preman. "Yang terlihat cowok semua," katanya.
Komplotan penculikan ini menyewa vila itu dengan dalih untuk acara kantor. Mereka mulai menyewa pada Jumat (7/6) pagi. Vila ini disewa Rp 1,2 juta per malam.
Modus penculikan yang menimpa 9 orang ini adalah dengan munculnya Pipit yang menggadaikan mobil kepada korban puluhan juta rupiah. Beberapa hari kemudian, komplotan penculik datang dan menyatakan bahwa mobil yang digadaikan itu merupakan mobil yang dirental Pipit. Pelaku kemudian menyuruh korban memancing kehadiran Pipit. Karena tidak berhasil, akhirnya pelaku menyekap korban untuk minta tebusan.
Komplotan ini dipimpin oleh Julkarnaen, seorang bos rental mobil, yang masih buron. Pipit juga tidak diketahui keberadaannya. Sebanyak 6 anak buah Julkarnaen dicokok polisi dan 4 di antaranya ditembak kakinya karena melawan.
(nal/nrl)