"Ini adalah konsep yang bagus. Semua warga negara diberi ketrampilan membela negaranya," kata Juru Bicara FPI Munarman dalam diskusi RUU Komponen Cadangan di Persada Executive Club, Jl Halim Perdana Kusumah, Jakarta Timur, Selasa (11/6/2013).
Namun, munarman memberikan catatan. Kementerian Pertahanan dirasa Munarman belum mampu meyakinkan masyarakat terkait urgensi RUU ini. Seharusnya, Kemenhan tak perlu ragu menyatakan potensi ancaman dari negara lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Komponen Cadangan Kemenhan Brigjen TNI Budi Rachmat segera menjawab Munarman. Dirinya mengungkapkan, Kemenhan tak akan takut membeberkan potensi ancaman militer dari luar Indonesia.
Sebenarnya Kemenhan sudah memprediksi ancaman yang datang dari utara, yaitu dari Cina. Dari Australia, dari India. Kemudian dari negara tetangga, seperti Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Timor Leste. Kami sudah punya identifikasi postur militernya," ungkap Budi.
Budi menandaskan, komponen cadangan dibutuhkan untuk mengantisipasi ancaman tersebut. Ketua Lembaga Bantuan Hukum NU Andi Najmi juga menyatakan kesetujuannya terhadap RUU Komcad, namun dengan catatan. Pemerintah harus bekerja keras meyakinkan urgensi RUU ini kepada masyarakat.
"Dulu, saya menyaksikan sendiri bapak saya seorang dai, harus diturunkan dari atas podium dengan laras panjang. Ini salah satu contoh tidak mengenakkan. Harus diyakinkan masyarakat di daerah tentang hal-hal yang tidak mengenakkan seperti itu. Bagaimana bisa patuh, jika orang sudah terlanjur distruss kepada negara," kisah Andi.
Ormas Pemuda Pancasila dan Pemuda Panca Marga juga menyatakan dukungannya terhadap RUU Komponen Cadangan. Menurut mereka, ancaman dari negara tetangga, terutama Malaysia, sungguh nyata. Perlu ada komponen cadangan untuk melindungi NKRI.
(dnu/van)