"Mereka yang tak punya respek pada partai berkuasa di negara ini, akan membayarnya," ujar Erdogan di depan ribuan pendukungnya di Ankara seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (10/6/2013).
"Kami tetap bersabar, kami masih sabar, namun kesabaran kami ada batasnya," imbuh pemimpin Turki itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erdogan telah berulang kali menyerukan para demonstran untuk menghentikan aksi protes mereka. Dikatakan Erdogan, pemerintahannya terbuka untuk "tuntutan-tuntutan demokratis" namun ditegaskannya, aksi demo tersebut "berbatasan dengan vandalisme."
Aksi-aksi demo besar-besaran telah berlangsung di Istanbul, Ankara, Izmir, Mugla, Antaly dan banyak kota lainnya di Turki sejak 31 Mei lalu. Sejumlah tuntutan disampaikan demonstran. Salah satunya mengenai protes warga atas rencana pemerintah untuk mengeluarkan aturan pembatasan penjualan alkohol. Para demonstran juga menyerukan pengunduran diri Erdogan, yang dituding berupaya menjadikan Turki sebagai negara Islam.
Menurut serikat dokter nasional Turki, lebih dari 4 ribu orang telah terluka dalam berbagai insiden bentrokan antara polisi dan demonstran di sejumlah kota. Bahkan empat orang, termasuk seorang polisi, telah tewas.
(ita/nrl)