Ibu Tien, sebagai seorang istri, dilukiskan oleh Siti Hardiyanti Rukmana sebagai orang yang paling sibuk ketika Pak Harto ber-incognito ria. Ransum untuk suami tercinta pun disiapkan Ibu Tien agar misi bisa berjalan mulus tanpa kendala teknis.
"Perjalanan tahun 1970 itu memiliki kenangan bagi kami. Selama berhari-hari kami tidak bisa berkomunikasi langsung dengan Pak Harto," ujar putri sulung mereka Siti 'Tutut' Hardiyanti Rukmana dalam acara peluncuran buku 'Incognito Pak Harto, Perjalanan Diam-diam Seorang Presiden Menemui Rakyatnya', Rabu (5/6/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat Bapak pergi, yang paling sibuk adalah Ibu," katanya.
Dengan gayanya yang khas, berkerudung dan poni menyembul, Mbak Tutut sedikit membocorkan amunisi pengisi perut bapaknya. Ternyata isinya tidak beda dengan menu sopir Mikrolet Sihombing saat makan di warteg Mbak Diran di pinggir jalan.
"Menyiapkan sangu makan, membekali dengan arem-arem, dengan sambal kering, tempe, dan ikan asin untuk perjalanan incognito," tutur Tutut.
Perjalanan blusukan atau incognito ini disuguhkan dalam sebuah buku dokumentasi yang kebanyakan berisi foto ketimbang tulisan. Banyak gaya dan aksi Soeharto terekam kamera yang mungkin belum banyak diketahui khalayak umum.
(gah/nrl)