"Apa maksudnya? Lebih baik dia ngurus partainya sendiri aja, kalau dia mau pasang nggak akan kami usilin dan nggak akan kami larang, kok kami pasang dia jadi gerah. Harusnya Pak Amir dewasa menyikapi perbedaan. Zaman demokrasi kita jangan mimpinya zaman diktator dong," kata anggota Dewan Syuro PKS, Refrizal, saat dihubungi, Rabu (5/6/2013).
Refrizal menyebut spanduk penolakan kenaikan harga BBM yang dipasang PKS adalah bagian dari kebebasan berpendapat di Indonesia. Dia mengatakan tak seharusnya Amir merecoki langkah PKS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Refrizal memahami jika tantangan Amir adalah bentuk sindiran pada PKS terkait kasus dugaan suap kuota impor daging sapi yang melilit eks Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Dia menyayangkan sindiran tersebut.
"Waktu ketua umum Demokrat Anas Urbaningrum jadi tersangka kita nggak pernah usilin, kita punya etika. Kita negara hukum, harusnya dikedepankan asas praduga tak bersalah," pungkasnya.
Sebelumnya Menteri Amir melihat langkah PKS yang berani menyebar spanduk menolak kenaikan BBM tak elok. Amir menantang agar PKS juga berani memasang spanduk antikorupsi.
"Kita tunggu PKS tidak hanya menyebar atau memasang pamflet menentang kenaikan BBM tetapi juga pamflet antikorupsi," terang Amir dalam pernyataannya, Rabu (5/6/2013).
(trq/ndr)