"PKS kepinginnya dipecat supaya terkesan dizalimi, biar publik yang menilai," kata Mubarok kepada detikcom, Rabu (5/6/2013).
Mubarok tak memungkiri petinggi koalisi muak melihat sikap PKS. Tapi baginya ya memang begitu sikap PKS sejak awal koalisi dibangun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia lantas menyindir perpecahan di internal PKS. Yakni para menteri dari PKS yang nyata-nyata mendukung kenaikan harga BBM, sedangkan partainya menolak.
"Makanya menterinya kan bilang dukung, padahal partainya enggak. Memang menterinya juga serba salah. Menurut saya biarin saja publik menilai," tandasnya.
Lalu apakah PKS perlu benar-benar ditendang dari koalisi? "Menurut saya biarin mereka yang mundur sendiri," tandasnya.
Semalam Setgap koalisi menggelar rapat penting di rumah dinas Wapres Boediono membahas rencana kenaikan harga BBM itu. Semua pimpinan parpol koalisi hadir kecuali PKS. PKS beralasan undangan rapat itu mendadak diubah dari ketua fraksi dan ketua umum menjadi hanya ketua umum saja. Padahal saat itu Presiden PKS Anis Matta sedang safari politik ke Jawa Timur.
(van/nrl)