"Tak ada negara ketiga yang siap menerima mereka," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand Manasvi Srisodapol kepada kantor berita AFP, Selasa (4/6/2013).
"Mereka khawatir jika mereka menerima satu kelompok, maka puluhan atau ratusan ribu lainnya akan menyusul," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakan Manasvi, pemerintah Thailand sadar akan kondisi penuh sesak di pusat-pusat penahanan pengungsi itu. "Badan-badan pemerintah Thai saat ini membahas cara-cara dan solusi untuk memperbaiki kondisi mereka," tandas Manasvi.
Sejak kekerasan sektarian antara warga Buddha dan muslim Rohingya pecah pada setahun lalu di negara bagian Rakhine, Myanmar, ribuan warga Rohingya telah meninggalkan Myanmar. Dengan menggunakan perahu-perahu, mereka melakukan eksodus ke sejumlah negara. Bagi para pengungsi yang tiba di tetangga Thailand, mereka dibantu oleh Angkatan Laut Thailand untuk menuju Malaysia -- negara pilihan tujuan mereka -- atau ditahan sebagai imigran ilegal.
Pemerintah Thailand awalnya menyatakan, para pencari suaka itu akan diizinkan tinggal di negeri itu selama enam bulan, sementara pemerintah bekerja sama dengan badan pengungsi PBB, UNHCR untuk menemukan negara-negara lain yang bersedia menerima mereka. Namun ternyata pada kenyataannya, sulit menemukan negara ketiga yang bersedia menerima para pengungsi Rohingya itu. Duh!
(ita/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini