Korban yang berusia 39 tahun ini, ditusuk dan kemudian diinjak-injak para pelaku di wilayah Kamchatka. Tidak hanya itu, korban juga dimasukkan ke dalam mobil dan kemudian dibakar. Kantor berita Interfax melaporkan, korban berprofesi sebagai pejabat senior di bandara setempat.
Seperti dilansir Asia One, Selasa (4/6/2013), tiga pelaku pembunuhan ini telah berhasil ditangkap aparat setempat. Dalam keterangannya, aparat setempat menjelaskan, pembunuhan ini dilakukan karena korban adalah gay.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus semacam ini semakin memicu kekhawatiran para aktivis gay dan aktivis HAM setempat. Menurut para aktivis, kasus-kasus ini menjadi bukti bahwa kekerasan terhadap kaum homoseksual terus meningkat.
Muncul kekhawatiran bahwa kekerasan semacam ini dipicu oleh rencana undang-undang (RUU) yang tengah dibahas di parlemen Rusia. RUU yang dicetuskan oleh pemerintahan Presiden Vladimir Putin tersebut berisi larangan propaganda homoseksual, terutama bagi kalangan muda.
"Sekarang wakil direktur bandara dibunuh di Kamchatka. Karena dia gay. Situasinya semakin buruk," ucap aktivis gay ternama di Rusia, Nikolai Alexeyev, melalui akun Twitter-nya.
Banyak pihak yang menyebut, RUU tersebut jika diloloskan sebagai undang-undang akan memicu pelarangan aktivitas gay di Rusia. Alexeyev sendiri menyebut RUU tersebut merupakan bagian dari 'kebijakan homofobia' yang diterapkan oleh pemerintah.
Rusia telah mendekriminalisasi homoseksualitas sejak 1993 lalu dan mengeluarkannya dari daftar penyakit gangguan kejiwaan pada tahun 1999. Namun tetap saja homofobia menyebar luas dan justru diterima secara sosial. Bahkan nyaris tidak ada tokoh publik yang berani mengaku secara terbuka bahwa dirinya gay.
(nvc/ita)