Sejauh ini PM Erdogan tidak menghiraukan tuntutan para demonstran, yang semata-mata dianggapnya sebagai "sekelompok pengacau". Bahkan seperti diberitakan kantor berita AFP, Senin (3/6/2013), Erdogan hari ini akan meninggalkan Turki untuk melakukan kunjungan ke sejumlah negara selama empat hari.
Sebelumnya pada Minggu (2/6) malam waktu setempat, polisi melepaskan gas air mata dan meriam air ke para demonstran yang menyerbu kantor PM Erdogan di Istanbul dan Ankara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para demonstran di Istanbul, Ankara dan kota-kota lainnya melakukan protes terhadap langkah Islamisasi yang dilakukan PM Erdogan. Sebagian demonstran khawatir Turki akan kembali menjadi negara Islam karena baru-baru ini pemerintahnya membatasi penjualan minuman beralkohol.
Para demonstran umumnya kaum muda-mudi dan berasal dari warga kelas menengah perkotaan. PM Erdogan menyebut para pengunjuk rasa tidak demokratis dan terinspirasi oleh partai-partai oposisi.
Erdogan pun telah mengimbau warga Turki untuk mengakhiri gangguan ini. "Jika kalian mencintai negara ini, jika kalian mencintai Istanbul, jangan jatuh ke dalam permainan ini," cetusnya dalam pidato yang disiarkan televisi.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Turki Muammer Guler mengatakan, lebih dari 1.700 orang telah ditangkap dalam aksi demo yang terus meluas ke kota-kota Turki lainnya. Menurut serikat dokter di Ankara, setidaknya 400 warga sipil telah terluka akibat bentrok demonstran dan polisi.
(ita/nrl)