Suami Terobsesi Mendiang Istri Pertama, Wanita Ini Ingin Cerai

Suami Terobsesi Mendiang Istri Pertama, Wanita Ini Ingin Cerai

- detikNews
Senin, 03 Jun 2013 10:15 WIB
Ilustrasi
Victoria - Seorang wanita di Victoria, Australia ingin mengakhiri pernikahannya karena suaminya terlalu terobsesi dengan istri pertamanya. Sang suami menyimpan abu istri pertamanya yang sudah meninggal dan terus membicarakannya.

Wanita yang tidak disebutkan namanya ini menyatakan, dirinya terpaksa menikah di bawah tekanan keluarga sang suami. Seperti dilansir news.com.au, Senin (3/6/2013), wanita ini mengajukan permohonan ke pengadilan keluarga setempat untuk membatalkan pernikahannya.

Menurut wanita ini, dirinya pertama bertemu dengan suaminya di acara gereja tak lama setelah kematian istri pertama sang suami. Mereka kemudian menjalin hubungan asmara dan memutuskan tinggal bersama. Wanita ini bersikeras bahwa dirinya mendapat banyak dorongan dari keluarga sang suami dan juga pihak gereja untuk menjalin hubungan dengan pria yang baru saja ditinggal istrinya tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika dalam masa-masa pacaran dengan pria yang tidak disebut namanya ini, wanita ini mengaku dirinya mulai penasaran dengan 'obsesi' pria ini pada istri pertamanya yang sudah meninggal. Pria ini menyimpan abu sang istri pertama di atas perapian dan masih menyimpan foto-foto wanita itu di rumahnya. Tidak hanya itu, pria ini bahkan menempatkan barang-barang pribadi dan pakaian istri pertama di dalam ruangan khusus dan mengenangnya setiap malam.

Hampir setiap hari, pria ini membicarakan almarhum istrinya. Sebagai kekasih yang juga calon istrinya, wanita ini merasa tidak nyaman hidup di dalam bayang-bayang kematian orang lain.

Beberapa hari sebelum pernikahan mereka, wanita ini pergi dari rumah dan menetap di kediaman temannya selama seminggu. Pada saat itulah, wanita ini mendapat banyak dorongan dan tekanan dari keluarga si pria, teman dan juga pendetanya untuk tetap menjalani pernikahan tersebut.

Wanita ini akhirnya menikahi pria tersebut. Namun dia mengaku, hal ini dilakukannya karena mendapat banyak tekanan.

Dalam menjalani pernikahan, wanita ini merasa obsesi suaminya semakin parah. Dia pun sempat mengalami depresi pada tahun 2008. Ada dua dokter yang memeriksa wanita ini dan menyatakan bahwa dirinya belum siap secara mental untuk menjalani pernikahan.

Oleh karena itu, dia ingin membatalkan pernikahannya ini. Wanita ini berargumen, kondisi mental dan tekanan yang didapatnya dari keluarga, suami dan pendetanya semakin menyiksanya.

Namun sayangnya, pengadilan menolak permohonannya. Hakim beralasan, keputusan pembatalan pernikahan tidak bisa diberikan dengan mudah. Hakim juga menyebut, catatan medis wanita ini tidak cukup kuat untuk menunjukkan depresi yang dialami wanita ini.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads