Tangis Megawati di Hari Lahir Pancasila

Tangis Megawati di Hari Lahir Pancasila

- detikNews
Sabtu, 01 Jun 2013 11:32 WIB
Jakarta - Megawati Soekarno Putri memberikan sambutan dalam acara peringatan hari lahir pancasila di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. Disela-sela sambutannya, tiba-tiba Megawati menangis karena prihatin dengan kondisi bangsa ini.

"RI kehilangan orientasi, berujung pada keterpurukan kolektif, motif dan harapan. Tanpa harapan, bangsa tidak akan menjadi besar," kata Megawati, Sabtu (1/6/2013).

Megawati mengatakan harapan adalah energi induk bagi semua kemajuan, harapan adalah ideologi. Manusia harus memperjuangkan pancasila hingga menjadi kenyataan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita hidup dalam bangsa yang merdeka, anggota dunia yang merdeka, hidup dalam dasar permusyawaratan. Jangan lupa syaratnya adalah perjuangan, sekali lagi perjuangan dan skali lagi perjuangan," ucap Mega sambil menangis.

Menurut Megawati, dengan belasan ribu pulau, ratusan suku bangsa, aneka agama dan kepercayaan, serta variasi kelas sosial yang tinggi Indonesia harus bisa menemukan pondasi yang solid dalam mengelola kemajemukan.

"Pancasila telah jadi pondasi, di atas Pancasila menjadi rumah bagi anak negeri. Nilai-nilai Pancasila juga jadi bintang penuntun dan bingkai pengatur perilaku bangsa," kata Mega.

Megawati menambahkan tidak ada bangsa yang besar yang tidak bertumpu pada ideologi yang mengakar di masyrakat. Ideologi menjadi alasan dan penentu arah sebuah bangsa.

"Ideologi jadi motif dan penjaga harapan bagi rakyatnya," sambung Megawati.

Di satu sisi Megawati sedih dengan kondisi bangsa ini, namun disisi lain Megawati mengaku gembira. Sebab, hari peringatan lahirnya Pancasila dirayakan kalangan luas dan bulan Juni telah diterima sebagai bulan Bung Karno.

(slm/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads