Komandan Denpom IV/5 Diponegoro, Letkol CPM (K) Tri Wahyuningsih mengatakan saat ini beberapa orang tersebut masih diperiksa sebagai saksi dan masih dalam tahap pengembangan.
"Dikembangkan. Ada yang dari kalangan sipil dan indikasi kalangan TNI," kata Tri Wahyuningsih saat ditemui di Markas Denpom IV/5 Diponegoro, Jl Pemuda Semarang, Jumat (31/5/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk rekaman CCTV, kami ambil langkah tindakan untuk proses penyidikan," tegasnya.
Diduga enam oknum anggota TNI yang diperiksa berasal dari satuan Yonif 400/Raider. Meski demikian, Tri Wahyuningsih masih enggan memberikan kejelasan terkait satuan dan pangkat dari oknum TNI yang diperiksa tersebut.
"Ada beberapa, belum bisa disebutkan. Kalau indikasi TNI kita kembangkan juga," pungkasnya.
Komandan Yonif 400/Raider, Mayor Inf Ferry Irawan dan Dandim 0733/BS Semarang, Letkol Kav Dicky Armunantho Mulkan, datang melayat ke ruang pemulasaraan RS Kariadi Semarang. Mereka menemui pihak keluarga korban dan Ikatan Keluarga Maluku Jawa Tengah. Dandim pun berjanji akan memfasilitasi kepulangan jenasah ke kampung halaman di Saparua.
"Saya koordinasi dengan keluarga untuk bisa ikut membantu pemulangan ke Saparua. Fasilitasi dari Kodim tapi sepenuhnya Pangdam," kata Dandim.
Rido dan teman-temannya terlibat perkelahian dengan sejumlah orang diduga anggota TNI di Liquid Cafe hari Rabu (29/5) malam. Korban kemudian berpindah ke E-Plaza. Di sana, dia dihampiri orang dan kemudian diajak pergi dengan menggunakan taksi. Kemudian pukul 23.00 WIB diketahui Rido sudah tewas dan diantar oleh ambulans Rumah Sakit Tentara (RST) Bhakti Wira Tamtama dalam keadaan tewas ke RS Kariadi Semarang.
(alg/try)