Dari foto yang didapatkan detikcom, pesawat bernomor registrasi PK DGI itu tampak menukik bagian depannya ke tanah di kawasan rerumputan di bandara.
Ternyata, foto lain menunjukkan bagian nose gear alias roda depannya patah dan terlepas dari pesawat.

Informasi terbaru dari Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub Bambang S Ervan mengatakan bahwa pesawat masih di ujung landasan pacu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak ada korban jiwa dalam serius insiden ini. Penyebabnya, imbuh Bambang, belum diketahui.
Sebelumnya diberitakan, pesawat jenis turboprop ATP (Advance Turbo Propeller) bernomor ekor PK-DGI itu landing sekitar pukul 07.10 WIT, Jumat (31/5/2013). Posisi pesawat terlalu ke kiri sehingga roda masuk ke garis luar runway dan akhirnya masuk ke rerumputan.
"Kemudian pesawat serong ke kiri dan masuk ke area luar runway," kata Kabid Humas Polda Papua AKBP I Gede Sumarta.
Nose wheel patah dan terlepas dari bodi pesawat. Setelah melaju tak terkendali, pesawat yang mengangkut barang seberat 6,8 ton kg dan dipilot Kapten Hadi dan Kopilot Monangkadi itu berhenti di depan taxy way echo. Posisi hidung menancap ke tahan.
"Propeller hancur, main wheel (roda utama) menancap sedalam 15 cm," jelasnya.
Gede menambahkan pada saat kejadian, secara umum cuaca dalam keadaan baik, hanya sedikit mendung. Runway kering. "Perkiraan sementara karena human error," jelasnya.
(nwk/nrl)