Berencana Serang Sekolah dengan Bom dan Senjata Api, Remaja AS Diadili

Berencana Serang Sekolah dengan Bom dan Senjata Api, Remaja AS Diadili

- detikNews
Rabu, 29 Mei 2013 14:44 WIB
Grant Acord (nydailynews.com/Facebook)
Oregon - Seorang remaja Amerika Serikat berencana menyerang sekolahnya sendiri dengan bom dan senjata api. Remaja 17 tahun ini bahkan menyebut dirinya sebagai 'pencabut nyawa dari Rusia'.

Grant Acord diadili pada Selasa, 28 Mei waktu setempat atas dakwaan percobaan pembunuhan serta 6 dakwaan pembuatan dan kepemilikan bahan peledak. Meskipun masih di bawah umur, namun Acord diadili sebagai warga dewasa. Demikian seperti dilansir AFP, Rabu (29/5/2013).

Polisi menemukan enam bahan peledak dari dalam kamar Acord, yang terdiri atas dua bom pipa, dua bom molotov dan dua bom yang dibuat menggunakan cairan pembersih saluran Drano. Seluruh bahan peledak tersebut ditemukan di dalam tempat tersembunyi yang ada di bawah lantai kamar tidur Acord.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Petugas juga menemukan rencana aksi yang akan dilakukan Acord dalam bentuk tertulis, baik diketik maupun ditulis sendiri olehnya. Dalam catatan yang ditulis secara detail tersebut, terungkap aksi Acord untuk melakukan 'pembantaian massal' di sekolahnya yang ada di Albany, sekitar 110 km dari Portland. Acord juga menyebut dirinya sebagai 'pencabut nyawa'.

"Jatuhkan tas. Nyalakan lampu dan lemparkan napalm (bahan kimia untuk mengentalkan bensin), buka resleting tas dan mulai menembaki. Dengan santai katakan 'the Russian grim reaper is here' -- potongan dialog dari film Bad Boys 2 tahun 2003 -- Jika pintu keluar ketiga tertutup api, atau terkunci, lari ke pintu utama," demikian penggalan catatan yang ditulis oleh Acord dengan sangat rinci.

Tidak hanya itu, Acord juga menulis rencana bunuh diri yang akan dilakukannya ketika aparat akan menangkapnya. "Bunuh diri sebelum SWAT menangkapku," demikian tulis Acord.

Dalam rencana aksinya ini, Acord membandingkan dirinya dengan dua pelajar yang menyerang sekolah mereka, Columbine High School di Colorado pada 20 April 1999 silam. Dalam aksi tersebut, dua pelaku bernam Eric Harris dan Dulan Klebold menewaskan 13 orang dan melukai 23 orang lainnya sebelum akhirnya bunuh diri.

Rencana jahat Acord ini terbongkar oleh salah satu teman sekelasnya yang mencurigainya karena Acord membawa buku soal cara membuat bom ke sekolah. Teman sekelas Acord ini memberitahu ibunya yang kemudian melapor ke polisi setempat.

Secara terpisah, ibunda Acord menuturkan bahwa putranya menderita gangguan mental langka yang disebut Pediatric Autoimmune Neuropsychiatric Disorders Associated with Streptococcal (PANDAS). "Saya sedih atas anak saya, tapi saya memahami dan mendukung segala upaya hukum yang dilakukan untuk menjaga lingkungan kita tetap aman," ucap Marianne Fox kepada media setempat, KOIN.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads