Birokrasi Hambat Produktivitas Industri Migas Australia

Birokrasi Hambat Produktivitas Industri Migas Australia

- detikNews
Selasa, 28 Mei 2013 15:18 WIB
Jakarta - Sebuah laporan yang baru dirilis mengungkapkan, produktivitas dalam industri migas Australia terhambat oleh birokrasi, proses berkepanjangan dan tingginya nilai dolar Australia.

Konsultan Ernst and Young mengeluarkan laporan itu bersama University of Queensland ; untuk mengetahui seberapa produktifnya industri migas dan apa yang menjadi hambatannya.

Jika iklim industri migas tidak membaik, laporan tersebut memperingatkan proyek-proyek Australia tidak akan lagi kompetitif dan investasi akan dialihkan ke negara lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Associate Professor dari Queensland University, John Steen, mengatakan lebih banyak lagi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas di sektor migas.

"Kita dapat melihat yang terjadi sekarang dengan keputusan untuk menunda proyek Browse dan beberapa proyek lainnya yang dipangkas di seluruh Australia," katanya.

Proyek Browse adalah proyek gas alam senilai $40 miliar dolar di Australia Barat yang dibatalkan oleh perusahaan minyak dan gas alam Woodside dengan alasan dianggap terlalu mahal. ; ;

Steen mengatakan, banyak pembahasan sedang dilakukan mengenai masalah ini.

"Ada dialog yang sedang berjalan sekarang ini dengan pemerintah tentang bagaimana memperbaiki lingkungan investasi, sehingga menciptakan kepastian yang lebih besar," katanya.

Bradley Farrell dari Ernst and Young mengatakan, ia ingin agar para penentu kebijakan mempertimbangkan sejumlah perubahan.

"Mempersingkat waktu yang diperlukan untuk menyetujui proyek-proyek, menghapuskan peraturan yang berlebihan atau saling overlap dan birokrasi," katanya.

"Dan, ada kepastian sekitar peraturan lingkungan."

Laporan itu menyebutkan, peningkat produktivitas paling efektif adalah inovasi, dan mendorong perusahaan-perusahaan perlu berbuat lebih banyak di bidang itu.


(asy/asy)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads