Seperti dituturkan seorang pramudi, sebut saja Deni, peristiwa ini terjadi Maret lalu sekitar pukul 21.30 WIB. Bus yang dibawa Deni mogok di sekitar Slipi, Jakbar. Bus berjalan rombongan, total ada 4 bus yang bergerak.
"Kami dipulangkan dari Pluit dan sedang menuju ke Pasar Rebo untuk pulang ke pool.
Kami berjalan beriringan, bus yang paling depan tahu-tahu mogok di sekitar Slipi Jaya. Kami berempat terpaksa berhenti di jalur TransJ untuk menunggu perbaikan," terang Deni dalam surat elektronik kepada detikcom, Selasa (28/5/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tiba-tiba dari dalam Tol Dalam Kota keluar truk derek dan memaksa mau menderek bus TransJakarta yang mogok tersebut. Padahal busway itu semua otomatis transmisinya, jadi tidak bisa diderek sebelum gardan dicopot," terang Deni.
Pramudi TransJ sudah memberi penjelasan pada 3 orang preman derek liar yang truknya berwarna putih dengan logo penegak hukum itu. Para preman itu juga mengklaim diperintahkan atasannya yang juga penegak hukum.
"Kami sudah menjelaskan kepada derek liar itu yang berjumlah 3 orang. Bahkan yang 2 sudah maksa saja mau pasang derek. Katanya kalau sudah malam ini bukan jalur busway lagi dan jadi jalur umum, jadi mengganggu lalu lintas. Padahal mobil yang lewat sepi sekali dan keadaan jalan lengang," jelas Deni.
Keributan hampir pecah, preman derek liar itu memaksa menderek TransJ. Seorang preman sudah memegang kunci Inggris. Para pramudi mengulur waktu, hingga akhirnya bus bisa menyala.
"Bus mogok tersebut bisa menyalakan mesin dan kita jalan lagi. Si derek liar tersebut langsung kabur dan tak lupa memaki-maki kami semua. Kami berharap aparat kepolisian bisa mengamankan derek liar seperti itu," tutupnya.
Bagi Anda pembaca detikcom yang memiliki pengalaman soal preman derek liar, silakan berbagi dengan mengirimkan kisahnya ke redaksi@detik.com, jangan lupa sertakan nomor telepon Anda.
(ndr/nrl)