3 Cerita Darin 'Main Kucing-kucingan'

3 Cerita Darin 'Main Kucing-kucingan'

- detikNews
Selasa, 28 Mei 2013 09:36 WIB
3 Cerita Darin Main Kucing-kucingan
Jakarta - Ditelepon, Darin Mumtazah (19) tidak mengangkat. Dikejar ke rumah dan sekolah, siswa lulusan SMK itu 'menghilang'. Itulah sepenggal cerita 'main kucing-kucingan' Darin dengan Tim KPK hingga debt collector.

Darin semakin sulit dicari sejak namanya mencuat menjadi saksi kasus Luthfi Hasan Ishaaq. Putri tunggal pasangan Ziad dan Mufida itu bagai hilang tanpa jejak.

Perempuan jelita ini sudah 2 kali dipanggil tim KPK. Tapi ia mangkir, hingga akhirnya sang bunda memastikan Darin siap diperiksa seputar kasus eks Presiden PKS tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak hanya tim KPK, debt collector juga mengeluh kesulitan mencium jejak keluarga Darin. Begitu pula dengan pihak kelurahan yang berjanji akan membantu agar Darin segera diperiksa.

Berikut 3 kisah Darin 'main kucing-kucingan':

1. Kelurahan Panggil Keluarga Darin

Pejabat Kelurahan Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, siap membantu KPK mencari Darin Mumtazah (19) agar bisa segera diperiksa. Hal ini dilakukan agar suasana kampung kembali normal seperti sediakala.

Yusuf, Ketua RT 12/8, Kelurahan Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, mengaku sudah mendapat banyak keluhan warga tentang hebohnya pencarian Darin. Karena itu, aparat setempat sepakat untuk ikut turun tangan.

"Dari kelurahan memutuskan kalau tidak hari ini ya besok, akan memanggil keluarga Darin ke kelurahan," terang Yusuf di kediamannya, Senin (27/5/2013).

Menurut Yusuf, Lurah Cipinang Cempedak akan langsung meminta kepada keluarga Darin agar memberi izin KPK memeriksa anaknya. Kelurahan akan menyediakan tempat untuk proses tersebut.

"Kalau besok kita sudah panggil, kami bisa pastikan Darin bisa di rumah," tegasnya.

Di mana sekarang posisi Darin? Yusuf mengaku belum tahu. Namun dia akan segera mengontak pihak keluarga untuk mengurus hal ini.

Darin saat ini jadi satu-satu 'pengganjal' berkas Luthfi Hasan sampai ke penuntutan. KPK ingin mengorek keterangan dari remaja itu karena diduga menerima aliran dana dari Luthfi.

Namun, hingga saat ini, Darin belum muncul. Dua kali panggilan KPK dilayangkan, namun tak ada kabar dari Darin.

2. Debt Collector 5 Kali ke Rumah Darin

Seorang debt collector (penagih utang) tiba-tiba saja menyambangi kediaman Darin Mumtazah di Kebon Nanas, Jakarta Timur. Sang debt collector yang diketahui bernama Zulkarnain hendak menagih hutang kredit motor kepada Mufida, ibunda Darin. Namun Mufida tidak ada di rumahnya.

Zulkarnain datang ke rumah Mufida di Jalan Kebon Nanas II No 27A RT 12 RW 8 Cipinang Cempedak, Jaktim, sekitar pukul 12.15 WIB, Senin (27/5/2013). Zul mengungkapkan Mufida sudah menunggak cicilan motor selama 3 bulan dengan total tagihan Rp 1,7 juta.

"Saya sudah lima kali (datang), tapi nggak pernah ketemu. HP-nya ditelepon juga tidak aktif," ujar Zul yang kepada wartawan mengaku dari WOM Finance.

Zul juga mengatakan mengetahui keberadaan Mufida di alamat tersebut setelah melihat televisi. Sebab dari data yang dimiliki Zul, Mufida mencantumkan alamat rumahnya di Jalan Bhinneka, Cipinang Cempedak.

"Tapi pas didatangi, rumah di Jalan Bhinneka sudah kosong. Tadi juga sudah menemui pihak saudara yang ada di Kebon Nanas, tapi pihak keluarga juga tidak tahu di mana Bu Mufida," tuturnya.

Dalam STNK motor yang dibeli Mufida, tercantum alamat rumah di Jalan Kebon Nanas Selatan II no 34B RT 17 RW 8 Cipinang Cempedak, Jakarta Timur. Namun ternyata rumah tersebut sudah tidak ditinggali Mufida sejak lama.

Zul juga mengatakan Mufida sudah mengkredit motor jenis Honda Spacy warna merah itu selama 19 bulan.

"Kalau sampai minggu ini nggak ketemu, ya kita akan melakukan penarikan di jalan," cetusnya.

Setelah 15 menit menunggu, Zul akhirnya meninggalkan rumah Mufida dengan tangan hampa.

3. KPK Kejar ke Sekolah Hingga Rumah Darin

Tim KPK rupanya pernah mendatangi Darin Mumtazah di sekolahnya di kawasan Kebon Nanas, Jakarta Timur. Mereka hendak menjemput pelajar yang dekat dengan Luthfi Hasan Ishaaq itu untuk diperiksa. Namun ditolak pihak sekolah.

Kepala sekolah SMK tersebut yang tak mau namanya disebutkan menjelaskan, tim KPK datang pada awal Mei lalu saat hari terakhir Ujian Nasional. Mereka mau membawa Darin untuk diinterogasi terkait pencucian uang Luthfi.

"Memang benar, Darin Mumtazah adalah siswa sini, tapi sekarang kan sudah bukan dan sudah selesai ujian dan udah pengumuman," terang kepala sekolah tersebut saat ditemui detikcom di sekolahnya, Kamis (23/5/2013).

Menurut sang kepsek, ada tiga orang dari KPK. Mereka menunjukkan surat pemanggilan Darin. Namun pihak sekolah meminta surat itu difotokopi, sementara pihak KPK tak mau. Akhirnya, penjemputan pun tak terlaksana.

"Saya minta surat itu difotokopi, sebagai bukti ke yayasan, jika sekolah ini diblow up media, yayasan sudah tahu, akan tetapi KPK tidak bersedia memfotokopi alasan mereka menyalahi prosedural," jelasnya.

"Setelah iu saya tidak mau memberi informasi lagi, penyidik KPK itu kembali," sambungnya.

Darin dicari KPK karena diduga tahu banyak soal pencucian uang Luthfi. Sejumlah kesaksian kerabat dan tetangga menyebutkan ada kedekatan khusus antara wanita muda dan Luthfi. Bahkan santer beredar keduanya suami istri.

KPK juga telah melayangkan 2 kali panggilan untuk Darin. Namun, Darin tidak jua datang. Sang Ibu Mufida memastikan putrinya akan memenuhi panggilan KPK.

Kata KPK, Darin diduga menerima uang dari Luthfi dan kedekatannya dengan Darin. Lantaran usia yang masih belia, KPK mempertimbangkan agar Darin diperiksa di rumah.
Halaman 2 dari 4
(aan/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads