RI-Swedia Sepakati Kerjasama Bidang Life-Science

Stockholm - Kerjasama tersebut dituangkan dalam Nota Kesepahaman (MoU) antara asosiasi industri life-science (ilmu hayat) SwedenBIO dan Asosiasi Farmasi Indonesia, yang ditandatangani berkenaan dengan kunjungan kenegaraan Presiden RI Yudhoyono ke Swedia, Senin (27/5/2013).

Penandatanganan MoU kerjasama ini dilakukan di Business Sweden, Badan Perdagangan dan Investasi Swedia oleh Ketua Asosiasi Farmasi Indonesia dan Kalbe Farma Johannes Setijono dan Wakil Ketua SwedenBIO Lars Adlersson serta disaksikan oleh Dubes Swedia untuk Indonesia Ewa Polano.

Ikut membubuhkan tandatangan Niclas Adler, Ketua Indonesian International Institute for Life Sciences (i3L), yakni lembaga yang baru digagas untuk mengeksplorasi pembentukan kerjasama berkelanjutan dan saling menguntungkan antara Swedia dan industri life-science Indonesia.

"Hubungan Swedia-Indonesia sedang berkembang sekarang dan kita harus memanfaatkan peluang yang tersedia di negara terbesar keempat di dunia dengan kelas menengah tumbuh sangat pesat dan sedang mencari opsi-opsi pengobatan baru serta aksesibilitas menuju kesehatan yang lebih baik," ujar Dubes Ewa Polano dalam siaran pers yang diterima detikcom seusai penandatanganan.

Kerjasama masa depan ini diyakini akan memiliki dampak positif yang signifikan pada pasien, riset dan inovasi, serta perusahaan-perusahaan ilmu hayat di kedua negara.

Indonesia dipandang sebagai salah satu negara terbesar dan paling cepat berkembang di dunia dan sedang mencari pilihan pengobatan bagi penduduknya melalui kebijakan berpikiran maju.

Sebaliknya Swedia adalah salah satu negara maju di dunia dalam inovasi ilmu hayat dan akan mendapatkan keuntungan dari akses sistematis ke ekosistem yang lebih besar dan beragam untuk menyepadankan teknologi Swedia lebih lanjut.

Kerjasama yang digagas ini bertujuan untuk mengeksplorasi inovasi dan komersialisasi proyek-proyek dalam industri ilmu hayat untuk memperoleh manfaat dari kekuatan dan peluang yang saling melengkapi di Swedia dan Indonesia.

Untuk itu para penandatangan sepakat untuk mengidentifikasi kebutuhan UKM, masing-masing pelaku industri ilmu hayat, dan sistem inovasi ilmu hayat di kedua negara, demi memungkinkan para pemangku kepentingan untuk membangun platform yang benar-benar translasional untuk riset dan pengembangan serta kerjasama komersialisasi.

"Asosiasi Farmasi Indonesia sangat gembira dalam perintisan kerjasama yang menarik ini bersama-sama dengan SwedenBIO dan i3L," terang Johannes Setijono setelah penandatanganan.

Untuk memfasilitasi kerjasama dan memperkuat kapasitas pelaksanaan kerjasama tersebut, i3L akan membantu menciptakan model berkelanjutan yang dapat mempercepat riset, inovasi dan komersialisasi proyek antara dua negara.

Kedua pihak telah melakukan pencarian mitra dalam lingkup pengobatan spesifik dan akan mempromosikan peluang ilmu-hayat Swedia dan Indonesia pada workshop dan selama berlangsungnya pertemuan kemitraan, investasi dan jaringan internasional Nordic Life Science Days di Stockholm, 14-15 Oktober yang akan datang.

(es/es)